Dark/Light Mode

Lawrence Wong Jadi Suksesor PM Lee, RI-Singapura Tetap Solid

Kamis, 28 Desember 2023 05:24 WIB
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kiri) dan Wakil PM Lawrence Wong pada acara Penghargaan dan Konvensi Partai Aksi Rakyat di Singapore Expo, 5 November 2023. (Foto ST/Mark Cheong)
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kiri) dan Wakil PM Lawrence Wong pada acara Penghargaan dan Konvensi Partai Aksi Rakyat di Singapore Expo, 5 November 2023. (Foto ST/Mark Cheong)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Indonesia dan Singapura diyakini akan tetap solid jika Lawrence Wong menjadi Perdana Menteri (PM) Negeri Merlion. Sebab, suksesor PM Lee Hsien Loong itu sudah sangat memahami posisi hubungan kedua negara.

Wakil PM Singapura Lawrence Wong sedang disiapkan untuk menduduki posisi puncak di Singapura. PM Lee sudah woro-woro akan menyerahkan posisinya pada wakilnya itu, awal tahun depan.

PM Lee bahkan sudah mantap akan menyerahkan kepemimpinan partai penguasa, Partai Aksi Rakyat atau People’s Action Party (PAP), pada Lawrence setelah ulang tahun ke-70 PAP pada November 2024 atau sebelum pemilu November 2025.

Menurut pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana, Singapura bukanlah negara yang bisa dipandang sebelah mata. Negara yang sedikit lebih besar dari Ibu Kota Jakarta ini memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat terbatas, tetapi dikelilingi negara-negara besar. Sebagai jiran, menurut Himanto, ikatan kerja sama kedua negara ini akan terus harmonis dan saling melengkapi, siapa pun pemimpinnya.

“Wakil PM Lawrence Wong juga sudah pernah berkunjung ke Indonesia, dia sudah paham bagaimana hubungan kedua negara,” terang Hikmahanto.

Baca juga : Si Tiga Singa Tetap Beringas

“Singapura pun tentu harus mampu mempertahankan eksistensi menjalin hubungan dengan negara tetangganya. Salah satunya Indonesia,” imbuh Guru Besar Universitas Indonesia ini.

Sementara itu, pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja mengatakan, Lawrence Wong melihat Indonesia sebagai rekan dekat.

“Pertengahan tahun ini beliau baru mengunjungi Indonesia dan bertemu beberapa pejabat Indonesia. Kunjungannya ini bukan sebatas sebagai Wakil PM dan Menteri Keuangan Singapura, tapi sebagai pengganti Perdana Menteri,” ujar Dinna kepada Rakyat Merdeka.

Pendiri lembaga Synergy Policies itu menjelaskan, dalam kunjungannya itu, terlihat Lawrence Wong ingin menjalin hubungan lebih dekat dengan perangkat Pemerintah Indonesia sebelum menggantikan Lee.

“Singapura tidak bisa mengabaikan Indonesia. Kita punya pengaruh besar di sana,” sambungnya, seraya menambahkan, Lawrence Wong tengah memantaskan dirinya untuk menjadi PM Singapura yang keempat.

Transisi Politik Lawrence Wong

Baca juga : Pejabat Rame-rame Mengundurkan Diri

“Saya menaruh kepercayaan penuh pada Lawrence dan timnya dan tidak ada alasan untuk menunda transisi politik mereka. Oleh karena itu, saya bermaksud menyerahkannya kepada Deputi PM Lawrence sebelum pemilihan umum berikutnya,” kata Lee dalam konferensi tahunan partai awal November 2023.

Lee (71), putra tertua bapak pendiri Singapura modern, Lee Kuan Yew. Lee telah menjabat sebagai Sekjen PAP dan PM Singapura sejak 2004. Tahun lalu, Lee memilih Lawrence Wong, yang juga Menteri Keuangan, sebagai penggantinya.

Awalnya, Lee sudah akan menyerahkan tampuk kepemimpinan sebelum ulang tahunnya yang ke-70. Tetapi tertunda karena pandemi Covid-19. Lawrence Wong juga menjadi sorotan ketika menjabat sebagai salah satu Ketua Gugus Tugas Covid-19. Dia memberlakukan pembatasan sosial, perbatasan, dan pelacakan kontak, sehingga mendapat pujian karena diyakini membantu meminimalkan penyebaran virus dan angka kematian tetap rendah.

Lee sudah mengetahui sepak terjang Lawrence Wong (50) sekitar 18 tahun. Pasalnya, Lawrence Wong pernah menjadi sekretaris pribadi utama Lee dari 2005 hingga 2008, lalu bertugas di Kementerian Pendidikan dan Pembangunan Nasional sebelum menjadi Menteri Keuangan pada 2021, dan Wakil PM tahun lalu.

Beberapa pengamat meyakini, pengalihan kepemimpinan sebelum pemilihan umum adalah sebuah langkah berani. Meski demikian, langkah itu diproyeksi tidak akan berdampak pada stabilitas politik.

Baca juga : Yang Lain Turun, Erick Tetap Naik

“Yang lebih aman untuk dilakukan partai adalah Lee menyerahkan jabatannya setelah pemilu dan memberi Wong waktu untuk membangun hubungan dengan para pemilih,” ujar pakar politik dari Nanyang Technological University, Walid Jumblatt Abdullah kepada Channel News Asia.

Namun, menurutnya, penyerahan kepemimpinan lebih awal sepertinya tidak akan mempengaruhi stabilitas politik. Sebab, Lee mungkin masih terlibat dalam kabinet dalam kapasitas tertentu. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.