Dark/Light Mode

Buang Surat ke Tempat Sampah, Erdogan Hina Trump

Sabtu, 19 Oktober 2019 07:46 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Intagram Presiden Erdogan)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Intagram Presiden Erdogan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS, Donald Trump mengirim surat ke Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Isinya, meminta Turki tidak menginvasi Suriah. Alih-alih menurutinya, Erdogan malah hina Trump dengan membuang suratnya ke tempat sampah dan melanjutkan serangan ke suku Kurdi di Suriah. 

Dalam surat tertanggal 9 Oktober itu, Trump memperingatkan Turki agar tidak menjadi "orang bodoh" dan "orang jahat" dengan menyerang suku Kurdi di Suriah. Erdogan diminta membuat kesepakatan dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi. 

"Sejarah akan memandangmu selamanya sebagai iblis jika hal-hal baik tidak terjadi. Jangan menjadi pria yang tangguh. Jangan bodoh!" bunyi surat itu.

Baca juga : Bukan Cuma Pantai, Ini 4 Tempat Wisata Kekinian di Bali

Trump juga mengancam Erdogan dengan sanksi ekonomi jika dia membantai ribuan warga sipil di wilayah mayoritas Kurdi di Suriah utara. "Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang. Saya juga tidak ingin bertanggung jawab karena telah menghancurkan perekonomian Turki, yang pasti akan saya lakukan," ancam Trump dalam surat tersebut. 

Menurut pejabat Turki yang enggan disebut namanya, Erdogan menanggapi surat itu dengan marah. "Presiden Erdogan menerima surat itu, sepenuh hati menolaknya dan menaruhnya di tempat sampah," kata sumber kepresidenan Turki, seperti dikutip BBC, kemarin.

Dilaporkan Middle East Eye, tak cuma membuang surat Trump, Erdogan juga membalasnya dengan bahasa yang lebih kuat. Yakni, melakukan serangan ke timur laut Suriah. 

Baca juga : PLN Bentuk Kampung Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu Di Jakarta Barat

"Tanggal pada surat itu adalah 9 Oktober, hari yang sama kami memulai Operation Peace Spring. Presiden kami memberikan respons terbaik dengan meluncurkan operasi pada hari yang sama jam 4 sore," kata pejabat itu.

Erdogan sendiri menyatakan telah menginformasikan pada Trump tentang serangan itu dalam perbincangan melalui telepon pada 6 Oktober, tiga hari sebelum operasi militer dimulai. "Apa yang diperlukan akan dilakukan saat waktunya tepat," ungkap Erdogan. 

Turki kemudian sepakat menghentikan sementara operasi militernya terhadap milisi Kurdi di Suriah utara. Ankara menolak menyebutnya sebagai gencatan senjata. Operasi itu akan tetap dilanjutkan. "Operation Peace Spring akan dihentikan selama lima hari," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (18/10). 

Baca juga : 864 Bayi Dipenjara Bersama Ibunya, Erdogan Didemo

Penghentian serangan dilakukan untuk memberi waktu pada milisi Kurdi meninggalkan zona aman yang menjadi target serangan pasukan Turki. Pengumuman itu dikeluarkan tepat ketika Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo melakukan kunjungan ke Ankara. Pence sepakat menerima kehadiran militer Turki di bagian Suriah utara sebagai imbalan atas janji gencatan senjata lima hari itu.

Sikap Turki ini menuai pujian dari Trump. Dia menyebutnya sebagai hasil yang luar biasa. Trump juga menyatakan, sanksi yang dikenakan AS terhadap Ankara atas operasi militer tidak lagi diperlukan dan akan dicabut dengan sangat cepat. 

Ketegangan tampaknya sedikit mereda ketika Trump mengucapkan terima kasih kepada Erdogan atas keputusannya dalam tweet. Juga, pernyataan Trump yang menyebut, jalan pemimpin Turki untuk melakukan kunjungan ke AS bulan depan, kini terbuka. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.