Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva
Dibombardir Sanksi Barat, Ekonomi Rusia Tetap Kuat
Rabu, 7 Februari 2024 06:30 WIB
![Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat diwawancarai tim Redaksi Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis 1/2/2023. Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RAKYAT MERDEKA/RM.ID Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat diwawancarai tim Redaksi Rakyat Merdeka di Jakarta, Kamis 1/2/2023. Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RAKYAT MERDEKA/RM.ID](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
Sebelumnya
Bagaimana Rusia melihat posisi Ukraina dalam konflik ini?
Mereka tidak ingin langsung menyerang Rusia, negara dengan kekuatan senjata nuklir, jadi mereka menggunakan rakyatnya sebagai alat. Nasib Ukraina di sini sangat tragis, memiliki Pemerintah yang tidak mempedulikan mereka dan justru mengirim rakyatnya untuk mati di medan perang. Rusia hanya melindungi kedaulatannya. Bertahun-tahun kami berupaya menggunakan jalan damai dan sayangnya, Barat enggan menanggapi.
Pada 2022, kami memulai operasi militer karena ada pergerakan pasukan militer yang cukup besar di perbatasan. Kami tahu pasukan itu untuk menyerang Crimea dan Donbass. Seperti yang Presiden kami tegaskan, kami terus berupaya menghentikan serangan ke wilayah kami. Rusia hanya melindungi kemerdekaannya dan kebebasannya dari pihak seperti Amerika Serikat dan sekutunya.
Baca juga : Forum Rektor Indonesia Serukan Pemilu Damai Dan Aman, Demi Menjaga Persatuan
Apa sih sebetunya yang jadi akar konflik?
Hingga saat ini, pihak-pihak ini terus berupaya menghapus Rusia seperti yang terjadi pada Uni Soviet. Tapi kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jadi, akar dari konflik ini bukanlah Ukraina. Ini semua bukan soal mencaplok Ukraina. Ukraina bukan korban agresi Rusia, seperti yang banyak disebut media Barat. Ini adalah hasil dari kebijakan Barat yang berupaya mendominasi.
Ini yang kami tidak suka. Rusia merasa sebuah negara tidak boleh memerintah apa yang harus dilakukan dunia. Semua negara di dunia ini merdeka dan memiliki kepentingan dan kewajiban masing-masing yang harus kita hormati.
Baca juga : Antusias Warga Lihat Jokowi-Prabowo Makan Bakso Bareng: Semoga Tetap Merakyat
Kini mulai banyak negara yang berani bertindak. Kita melihat perubahan dari dominasi satu negara ke dominasi multibangsa. Amerika Serikat tidak lagi menjadi pusat kekuatan dunia. Karena kekuatan dunia mulai berkembang dan muncul di China, India, negara-negara Afrika, Amerika Latin bahkan di ASEAN, yang dipimpin Indonesia.
Negara-negara ini punya hak untuk didengar. Mereka bukan lagi negara penghasil sumber daya alam murah dan disebut negara berkembang. Mereka sudah mulai makmur dan mengepakkan sayapnya. Amerika Serikat dan kawan-kawan tidak mau hal ini terjadi.
Amerika Serikat ingin negara-negara berkembang ini tetap menjadi sumber tenaga kerja murah dan pasar bagi produk-produk Barat yang mahal. Rusia melihat ini sebagai hal yang tidak adil. Kami tidak bisa terima ini. Makanya, kami selalu digambarkan sebagai sosok antagonis
Baca juga : Dubes RI Untuk Venezuela Edy Mulyono Saksikan Penandatanganan MoU Kerja Sama Migas
Jika anda melihat fakta yang ada, Amerika Serikat selalu menyebut Rusia dan China agresif. Tapi, satu-satunya negara yang menjatuhkan bom nuklir bukan Rusia atau China. Melainkan Amerika Serikat yang membom Jepang.
Tahu tidak? Jepang tidak pernah menyebut Amerika Serikat sebagai pelaku pemboman nuklir pada era Perang Dunia II. Tidak ada satupun buku sejarah Jepang yang menyebut Amerika Serikat sebagai pelakunya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya