Dark/Light Mode

Selama Palestina Belum Merdeka

Arab Saudi Ogah Buka Hubungan Dengan Israel

Jumat, 9 Februari 2024 06:05 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, di Riyadh, Arab Saudi, 5 Februari 2024. Foto: NEW YORK TIMES/POOL FOTO/MARK SCHIEFELBEIN
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, di Riyadh, Arab Saudi, 5 Februari 2024. Foto: NEW YORK TIMES/POOL FOTO/MARK SCHIEFELBEIN

RM.id  Rakyat Merdeka - Arab Saudi menepis kabar telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Ditegaskan negeri kaya minyak itu, pihaknya tak akan mengambil kebijakan tersebut selama Palestina masih dijajah.

Pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Rabu (7/2/2024), sekaligus membantah komentar Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby sehari sebelumnya. Kirby menyatakan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menerima tanggapan positif bahwa Arab Saudi dan Israel bersedia untuk terus melakukan diskusi normalisasi, Selasa (6/2).

Dalam pernyataannya, Arab Saudi tegas menolak hubungan diplomatik dengan Israel kecuali negara Palestina merdeka diakui berdasarkan perbatasan pada 1967 dengan Yerusalem Timur. Selain itu, Arab Saudi meminta Israel menghentikan agresi di Jalur Gaza.

Baca juga : Anies Beraksi Di JIS, Prabowo Goyang GBK, Ganjar Balik Kandang

Menurut sumber di Riyadh kepada Reuters pada Oktober 2023, Arab Saudi menunda rencana yang didukung AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, pasca perang antara kelompok Hamas Palestina dan pasukan Israel meningkat.

Agresi Israel telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, dengan lebih banyak kematian warga sipil di Gaza, dan puluhan kerabat sandera masih menunggu mereka dibebaskan. Korban tewas agresi Israel di Gaza tembus 24.100 ribu orang per Senin (15/1/2024), sementara korban luka-luka mencapai 60.834 orang.

“Kerajaan telah mengomunikasikan posisinya yang tegas kepada Pemerintah AS bahwa tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Israel kecuali negara Palestina yang merdeka diakui berdasarkan batas tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” demikian pernyataan yang diterbitkan Saudi Press Agency.

Baca juga : Ketua KPU Jangan Ngawur

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang sedang melakukan tur ke wilayah tersebut, mengatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah menegaskan kembali minat kuat Arab Saudi untuk mengupayakan normalisasi ketika mereka bertemu pekan ini.

“Namun, dia juga memperjelas apa yang telah dikatakan kepada saya sebelumnya, yaitu bahwa untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan dua hal: mengakhiri konflik di Gaza dan jalur yang jelas, kredibel, dan terikat waktu menuju pembentukan negara Palestina,” kata Blinken.

Blinken mengunjungi Arab Saudi sebelum singgah di Mesir, Qatar, dan Israel.  Blinken sibuk bolak balik ke Timur Tengah pada 4-8 Februari 2024 demi mencari solusi perdamaian konflik yang tengah bergejolak di sana. Ini merupakan perjalanannya yang kelima ke Tanah Arab sejak pecahnya perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Baca juga : Giliran Retno Pastikan Kabinet Solid & Kompak

Sebelum perang Israel-Hamas berkobar pada Oktober, Riyadh memberikan persyaratan atas normalisasi tersebut, termasuk jaminan keamanan dari Washington dan bantuan pengembangan program nuklir sipil.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.