Dark/Light Mode

Gelar Demo Terbesar Sejak Perang Gaza

Warga Arab Dan Yahudi Israel Tuntut Netanyahu Mundur

Selasa, 2 April 2024 06:20 WIB
Ribuan warga Israel turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintahan Benjamin Netanyahu. TOMER NEUBERG/FLASH90
Ribuan warga Israel turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintahan Benjamin Netanyahu. TOMER NEUBERG/FLASH90

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan warga keturunan Arab dan Yahudi di Israel turun ke jalan, menuntut dilaksanakannya pemilu awal dan pembubaran pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Aksi demo dilakukan sejak Jumat (29/3/2024) siang dan berakhir Minggu (31/3/2024) malam. Aksi protes ini terjadi di beberapa titik, di antaranya di Jerusalem dan Ibukota Tel Aviv.

Demo besar di Israel selama tiga hari beruntun ini juga me­minta upaya ekstra demi mem­bebaskan sandera di Gaza. Para demonstran memblokir jalan tol. Sebelumnya, mereka menggelar demo di depan kantor parlemen Israel, sambil melakukan aksi pembakaran dan mengibarkan bendera Bintang Daud.

Baca juga : Eks Pejabat Bea Cukai Geleng-geleng Kepala

Untuk membubarkan massa, polisi menggunakan meriam air. Namun saat dihantam meriam air, para demonstran tetap berte­riak ‘Netanyahu harus mundur’.

Perwakilan demonstran me­nyatakan, demo di Jerusalem dan Tel Aviv ini merupakan yang terbesar sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023.

“Rakyat marah, mereka lelah, mereka mau pemilu. Mereka menyalahkan Bibi (panggilan Netanyahu) dan Pemerintah, yang bertanggung jawab atas segalanya,” kata salah seorang demonstran Dana Shor seperti dikitip AFP, Senin (1/4/2024).

Baca juga : Gagal Nyaleg, Nggak Kapok

Netanyahu dikabarkan baru saja menjalani operasi hernia. Beberapa hari terakhir, dia sudah mendapat tekanan akibat perang di Gaza.

Pemerintahan PM Netanyahu telah menghadapi kritik luas atas kegagalan keamanan serangan pimpinan Hamas pada 7 Okto­ber 2023 di Israel selatan, yang menewaskan 1.139 orang dan sekitar 250 lainnya disandera di Gaza, menurut pihak berwenang Israel. Sementara menurut pihak berwenang Palestina, perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 32.782 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada November, ber­hasil membebaskan lebih dari 100 sandera, dengan imbalan pem­bebasan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Baca juga : 27 Ribu Aplikasi Digital Pemerintah Segera Diintegrasikan

Putaran baru perundingan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tawanan diperki­rakan akan dimulai kembali di Kairo, Mesir, meskipun Hamas mengatakan kelompok tersebut belum memutuskan apakah akan mengirim delegasi.

Awalnya, para mediator ber­harap, bisa mencapai gencatan senjata sebelum dimulainya Ra­madan. Namun kemajuan terhenti dan bulan Ramadan berlalu sudah lebih dari setengahnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.