Dark/Light Mode

Pasca Serangan Iran Ke Israel, Rusia Janji Dorong Deeskalasi Di Timur Tengah

Kamis, 18 April 2024 21:11 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemlu) Rusia Maria Zakharova pada press briefing bersama media yang diselenggarakan secara hybrid dari Ibu Kota Rusia, Moskow pada Kamis (18/4/2023). (Foto: Ist)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemlu) Rusia Maria Zakharova pada press briefing bersama media yang diselenggarakan secara hybrid dari Ibu Kota Rusia, Moskow pada Kamis (18/4/2023). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia berjanji mendorong deeskalasi di Timur Tengah. Negara yang menjadi salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu menegaskan, akan melakukan yang terbaik untuk mencegah situasi di Timur Tengah semakin meningkat.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemlu) Rusia Maria Zakharova pada press briefing bersama media yang diselenggarakan secara hybrid dari Ibu Kota Rusia, Moskow pada Kamis (18/4/2023). 

Jubir Kemlu Rusia mengomentari ketegangan yang terjadi baru-baru ini antara Israel dan Iran. Ia menyoroti perlunya menghentikan eskalasi situasi, karena hal ini akan menimbulkan konsekuensi paling serius di kawasan itu. 

Diplomat itu mengatakan, Rusia akan terus melakukan upaya yang terbaik.

Baca juga : Kesaksian Ajudan SYL, Serahkan Uang Ke Ajudan Firli Bahuri Di GOR Bulu Tangkis

"Pembicaraan yang intens sedang berlangsung di berbagai tingkat, dan para pejabat Rusia meminta semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan berpikir jernih. Kami berharap upaya kami akan membuahkan hasil,” kata Zakharova.

Rusia menjadi anggota tetap DK PBB bersama 4 negara lainnya, yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan China.

Dalam hal ini, Zakharova menyoroti posisi Teheran yang percaya bahwa respons Iran terhadap serangan Israel terhadap konsulat di Damaskus. Iran mengklaim, serangan bisa dihindari jika DK PBB dengan tegas mengutuk tindakan ilegal Israel. 

Namun, setelah badan tertinggi PBB itu gagal mengutuk Israel, Iran harus mengambil tindakan pembalasan. 

Baca juga : Indonesia Intensifkan Diplomasi, Dorong Deeskalasi Ketegangan Di Timur Tengah

Zakharova menekankan, bahwa posisi AS adalah satu-satunya alasan mengapa DK PBB tidak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik. Ia mengatakan, sangat penting untuk mengkonsolidasikan upaya komunitas internasional dan mendesak AS untuk berhenti menyabotase pekerjaan DK PBB.

"Dalam situasi DK PBB tersebut harus mencegah eskalasi karena mereka memiliki mandat dan alat untuk melakukan hal tersebut,” tegasnya.

Pada malam tanggal 13 April, Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel sebagai balasan atas serangkaian serangan Israel kepada situs Iran yang menewaskan sejumlah pejabat.

Teheran menganggap serangan Israel sebagai kejahatan berulang. Termasuk serangan terhadap kantor konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus.

Baca juga : Airlangga Kaji Dampak Ekonomi Pascaserangan Iran Ke Israel, Ini Kata Para Dubes

Media yang dikelola pemerintah Iran mengatakan bahwa fasilitas militer di Israel menjadi sasaran. 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim mereka mencegat 99% dari sekitar 300 proyektil Iran yang diluncurkan ke Israel, dan mengatakan bahwa kerusakan kecil terjadi di Pangkalan Udara Nevatim.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.