Dark/Light Mode

Amerika Dituding Rampok Minyak Suriah

Rabu, 6 November 2019 12:28 WIB
Konvoi pasukan Amerika Serikat dari utara Irak menuju kawasan timur Suriah. (Delil Souleiman/AFP)
Konvoi pasukan Amerika Serikat dari utara Irak menuju kawasan timur Suriah. (Delil Souleiman/AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan menggerakkan pasukan ke kawasan timur Suriah. Alasannya? Melindungi ladang minyak Suriah dari aksi penjarahan pasukan teroris.

Klaim Trump itu diragukan Presiden Foundation for The Study of Democracy Maxim S Grigoriev. Menurutnya tindakan menugaskan pasukan AS di ladang minyak milik pemerintah Suriah murni sebagai tindakan eksploitasi ilegal.

Baca juga : Atasi Stunting, Menko PMK Minta Masukan Para Dokter 

"Beberapa ladang minyak di Suriah kini dijaga tentara AS dan perusahaan minyak AS melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan secara ilegal. Tidak ada izin dari pemerintah berkuasa Suriah," jelas Grigoriev dalam diskusi terbuka di Bengkel Diplomasi FPCI, Selasa (5/11). Pria yang bekerja di lembaga think tank PBB ini menyebut tindakan AS sebagai "aksi perampokan."

"Ini adalah perampokan murni, ini adalah pelanggaran hukum internasional," tegasnya. 

Baca juga : Anies Ditinggal 2 Anak Buahnya

"Warga AS pasti juga tidak ingin melihat negaranya dicap sebagai negara pencuri," lanjutnya.

Grigoriev menekankan, AS mengatakan pada dunia mereka ingin memberangus teroris. Tapi kenyataannya, mereka juga mengeksploitasi sumber daya alam Suriah. Ini mencoreng nama baik. Grigoriev dengan terbuka mengatakan hal itu karena menurutnya, semua orang di dunia berhak menyebutkan kesalahan yang jelas telah dibuat AS.

Baca juga : Suharso dan Humphrey Makan Siang Bareng

"Tapi, seperti yang diketahui orang banyak. Mereka berpikir kalau pasukan Amerika datang ke sebuah tempat, mereka pasti mau menyasar minyak di sana. Seperti 100 tahun lalu di sejumlah tempat lain," cecarnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.