Dark/Light Mode

Desakan Gencatan Senjata Di Gaza Semakin Kuat

China Dan AS Kecam Israel, Prancis Siap Akui Palestina

Kamis, 30 Mei 2024 06:20 WIB
Serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza, pada Sabtu (25/5/2024) (Foto: AFP/EYAD BABA)
Serangan Israel di Rafah, selatan Jalur Gaza, pada Sabtu (25/5/2024) (Foto: AFP/EYAD BABA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Desakan untuk segera melakukan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mengurangi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, semakin menguat. Hal ini menyusul operasi militer Israel di Rafah, Jalur Gaza, sejak Minggu (26/5/2024).

Menurut Dinas Pertahanan Sipil Palestina, serangan Israel menyebabkan 40 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk anak-anak.

Pemerintah China pun mendesak Israel menghentikan operasi militer di Rafah, tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza, sesuai dengan putusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice /ICJ).

“Kami mencatat Mahkamah Internasional PBB untuk ketiga kalinya telah mengeluarkan perintah mengenai tindakan sementara terhadap konflik Palestina-Israel. Dan untuk pertama kalinya secara eksplisit meminta penghentian serangan militer di wilayah tersebut,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing, Selasa (28/5/2024).

Menurutnya, langkah-langkah sementara yang relevan harus diterapkan secara efektif sesegera mungkin. Posisi China dalam konflik Palestina-Israel konsisten dan jelas. “Kami menentang pelanggaran hukum humaniter internasional,” tegasnya.

Satu per satu negara Barat juga mulai hilang simpati kepada Israel. Beberapa negara di Eropa mulai terang-terangan mendukung kemerdekaan Palestina. Setelah Spanyol, Norwegia dan Irlandia, kini Prancis menyatakan kesiapannya mengakui Palestina sebagai negara.

Baca juga : Garnita Malahayati Sebar 34 Sapi Kurban Ke 34 Provinsi

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, negaranya siap mengakui hal tersebut.

“Tidak ada hal yang tabu bagi Prancis, dan saya benar-benar siap mengakui negara Palestina. Saya pikir pengakuan ini harus dilakukan pada saat yang tepat,” ujar Macron dalam jumpa pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz Blueback di Jerman, Selasa (28/5/2024).

Macron menegaskan, Prancis akan memastikan pengakuan terhadap Palestina bermanfaat dan membawa hasil nyata. Karena itu, dia menekankan perlunya proses politik untuk memberikan hasil yang bermanfaat dari pengakuan tersebut.

“Saya tidak akan melakukan pengakuan secara emosional. Tapi ingin melakukan pengakuan yang membawa dampak baik bagi Palestina,” ucapnya, dikutip kantor berita Anadolu, Rabu (29/5/2024).

 

Gedung Putih Amerika Serikat(AS) mengutuk hilangnya nyawa akibat serangan Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan.

Baca juga : Bunga Citra Lestari, Asyik Dugem Bareng Tiko

Meski begitu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Selasa (28/5) menegaskan, AS tidak akan mengubah kebijakannya terkait konflik Israel dan Hamas, faksi di Palestina yang berkuasa di Gaza sejak 2007.

“Kami tidak ingin melihat satu nyawa tak berdosa terenggut, dan saya agak tersinggung dengan pertanyaan itu,” kata Kirby, setelah ditanya berapa banyak jasad hangus yang harus dilihat Presiden Joe Biden agar mau mempertimbangkan perubahan kebijakan AS.

Menurut Kirby, Israel sedang melakukan penyelidikan yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai serangan tersebut.

“Ini bukan sesuatu yang kami tutup mata, juga bukan sesuatu yang kami abaikan untuk disampaikan kepada Israel pada akhir pekan ini sebagai akibat dari serangan tersebut. Sekarang mereka sedang menyelidiki hal ini. Jadi, mari kita biarkan mereka menyelidiki dan melihat apa yang mereka temukan,” ujar dia.

Atas serangan Israel ke Rafah, sejumlah negara antara lain Australia, Selandia Baru, Brazil, Meksiko, Belanda dan Venezuela, mengecam tindakan angkatan bersenjata Israel.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa serangan udara di kamp pengungsi sebagai insiden tragis. Untuk itu, penyelidikan sedang dilakukan.

Baca juga : Sahila Hisyam, Olahraga Bikin Suntuk Hilang

Mahkamah Internasional pada Jumat (24/5/2024) telah memerintahkan Israel menghentikan operasi militer di Rafah dan memastikan akses tanpa hambatan ke wilayah tersebut untuk misi yang menyelidiki tuduhan genosida, serta untuk bantuan kemanusiaan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi di kota Rafah. Dia mengatakan, sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan meminta diakhirinya kengerian tersebut.

Serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan.

Israel telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak serangan yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah yang dihuni 2,3 juta orang dan menyebabkan sebagian besar warga sipil Palestina kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan. DAY

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Kamis, 30 Mei 2024 dengan judul "Desakan Gencatan Senjata Di Gaza Semakin Kuat China Dan AS Kecam Israel, Prancis Siap Akui Palestina"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.