Dark/Light Mode

Mengingat Kembali Ide & Aksi Imam Khomeini (9)

Status Perempuan

Rabu, 12 Juni 2024 16:15 WIB
Beberapa politisi perempuan anggota Parlemen Iran. [Foto ilustrasi: Tasnim News Agency]
Beberapa politisi perempuan anggota Parlemen Iran. [Foto ilustrasi: Tasnim News Agency]

RM.id  Rakyat Merdeka -  

Oleh: Tandis Taghavi, Mahasiswi Program Doktor, Bidang Kajian Budaya, Universiti Sains Malaysia

Serial tulisan ini dalam rangka mengenang aksi dan warisan ide Imam Khomeini, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, yang wafat pada 3 Juni 1989. –Redaksi

Baca juga : Kepribadian Multidimensi Imam Khomeini

Pendahuluan

Menurut pendapat Imam Khomeini (RA), perempuan adalah manifestasi dari keindahan Ilahi dan konsep-konsep seperti kebebasan, kesucian, martabat, keberanian, dan lain-lain, dan memiliki peran yang berpengaruh dalam menentukan nasib diri sendiri dan masyarakat.

Dalam pemikiran Imam Khomeini, kedudukan perempuan tidak berada dalam persaingan dengan laki-laki, melainkan berada di sampingnya, yaitu memiliki tanggung jawab besar dalam semua aspek kehidupan pribadi, sosial, dan politik. Dengan menelaah posisi perempuan sepanjang sejarah, kita melihat bahwa perempuan sebagian besar telah dirampas posisi dan martabatnya yang telah ditetapkan oleh Allah.

Baca juga : Cendekiawan Muslim Penting Terlibat Diskusi-Kodifikasi Hukum Internasional

Namun, setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, mendiang Imam Khomeini (RA) mendorong kehadiran perempuan dalam kegiatan sosial dan mengambil kendali atas nasib mereka sendiri. Beliau percaya, perempuan memiliki hak untuk memiliki kendali atas nasib mereka sendiri dalam lingkungan yang sehat dan bermoral dan tidak mempertimbangkan perbedaan gender dalam hal ini.

Beliau juga percaya, perempuan memiliki peran dalam kesejahteraan atau kerusakan masyarakat dan berpandangan bahwa peran perempuan yang mandiri dan ibu sangat penting.

Imam Khomeini (RA) percaya, Islam adalah agama politik, karena itu, politik tidak dianggap sebagai bidang maskulin dan keterlibatan perempuan dalam bidang ini bukan hanya hak mereka, tetapi juga tugas mereka. Tentu saja, beliau menekankan bahwa kehadiran seorang perempuan Muslimah di masyarakat harus disertai dengan penjagaan kesucian Islam agar martabatnya tidak terhambat.

Baca juga : Khomeiniisme: Harapan Kaum Tertindas di Penjuru Dunia

Dalam salah satu pidatonya yang ditujukan kepada kaum perempuan Iran, beliau mengatakan: "Kalian para perempuan Iran telah membuktikan bahwa kalian berada di garis depan gerakan ini. Kalian telah memberikan kontribusi besar terhadap gerakan Islam ini dan kalian melatih para laki-laki dan perempuan pemberani di Iran. Pangkuan kalian adalah pangkuan kepolosan, kesucian, dan keagungan."

Menekankan martabat, kehormatan, dan kehormatan perempuan Muslimah, Imam Khomeini (RA) menganggap penting bagi perempuan untuk memiliki pakaian Islami dalam masyarakat untuk melindungi nilai-nilai Islam dan memperingatkan perempuan terhadap niat jahat beberapa orang yang dengan sengaja berniat menjadikan perempuan sebagai mainan dan boneka.

Beliau menganggap, kritik terhadap hukum Islam, terutama hijab, sebagai godaan setan dari sudut pandang Islam dan menekankan nilai-nilai tinggi seperti pendidikan, pengembangan manusia, dan keterlibatan secara sadar dalam takdir negara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.