Dark/Light Mode

Rusia-Ukraina Sepakat Barter Tahanan

Selasa, 10 Desember 2019 09:24 WIB
Volodymyr Zelensky (kiri), Angela Merkel (kedua kiri), Emmanuel Macron (kedua kanan) dan Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama usai pertemuan di Normandy, Prancis, Senin (9/12). (Foto: Kremlin Photo)
Volodymyr Zelensky (kiri), Angela Merkel (kedua kiri), Emmanuel Macron (kedua kanan) dan Vladimir Putin dalam konferensi pers bersama usai pertemuan di Normandy, Prancis, Senin (9/12). (Foto: Kremlin Photo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk pertama kalinya Presiden Rusia Vladimir Putin, bertatap muka dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan yang dimediasi Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron itu berlangsung di Paris, Prancis, Selasa (10/12).

Keduanya sepakat melakukan barter tahanan, sebagai bentuk itikad baik kedua negara, untuk memperbaiki hubungan yang rusak akibat aneksasi Crimea.

Konflik akibat aneksasi Crimea pada 2014, telah menewaskan lebih dari 13 ribu orang dan membuat hubungan kedua negara memburuk.

Baca juga : Kementan-BPS Sepakati Satu Data Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dalam pertemuan perdana Zelensky dan Putin, keduanya nampak belum terbuka kepada satu sama lain. Mereka bahkan tidak terlihat saling jabat tangan, saat di hadapan jurnalis.

Meski bahasa tubuh keduanya terasa dingin, Merkel dan Macron mengatakan hasil pertemuan keduanya menghasilkan komitmen untuk memperbaiki situasi.

Rusia dan Ukraina sepakat melakukan pertukaran tawanan dan gencatan senjata di kawasan Donbass.

Baca juga : Pipindo Janji Perkuat Industri Pertahanan

Zelensky menjelaskan,  dia dan Putin telah mencapai kesepakatan untuk memberi izin pada pipa gas Rusia mengalirkan gas mereka melewati tanah Ukraina.

"Kita sudah melakukan kesepakatan luar biasa. Mulai dari barter tahanan, gencatan senjata dan perubahan politik," ujar Macron dalam pernyataan bersama yang dikutip Reuters, Selasa (10/12).

Masalah besar yang belum berhasil disepakati antara Rusia-Ukraina adalah status Donbass, yang masih diperebutkan kedua negara. Ukraina secara de facto menguasai Donbass, namun Rusia menganggap wilayah tersebut sebagai wilayah kedaulatannya.

Baca juga : Kiai Ma`ruf Persilakan Ucapin Selamat Natal

Untuk memecahkan masalah ini, kedua belah pihak akan kembali bertemu empat bulan lagi. 

Pertemuan perdana pemimpin Ukraina-Rusia sejak 2016 ini membuat was-was warga Ukraina. Mereka yang menganggap Putin sebagai penjajah, khawatir akan kembali dikuasai Rusia seperti era Soviet dulu.

Massa tampak berkumpul di depan Istana Kepresidenan di Kiev, untuk mengikuti perkembangan terkini dialog Putin-Zelensky di Paris. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.