Dark/Light Mode

Bunuh Jenderal Iran, Trump Ogah Perang

Minggu, 5 Januari 2020 07:21 WIB
Donald Trump (Foto: Istimewa)
Donald Trump (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan, serangan drone pasukan Amerika Serikat (AS) yang menewaskan jenderal top Iran, Qassem Soleimani, bukan untuk memulai perang dengan negeri para mullah itu. Serangan tersebut justru untuk mencegah perang.

"Soleimani merencanakan serangan yang kejam terhadap diplomat Amerika dan personel militer, tetapi kami menangkapnya dalam tindakan itu dan menghentikannya," kata Trump di resor pribadinya, di Mar-a-Lago, Florida, Jumat (4/1), seperti dikutip dari CNN.

Soleimani, kata Trump, semestinya dibunuh oleh presiden AS sebelumnya. "Kami menilai tindakan tadi malam untuk menghentikan perang. Kami tidak mengambil tindakan untuk memulai perang," ujar Trump.

Tewasnya pimpinan Garda Revolusi membuat Teheran naik pitam. Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami menegaskan, akan membalas dendam. "Kami akan membalas dendam dari semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhannya," tegas Hatami dikutip kantor berita negara IRNA.

Baca juga : Donald Trump Dimakzulkan, Seleb AS Girang

Meskipun Trump ogah perang, namun pembunuhan Soleimani memicu spekulasi bakal terjadinya perang dunia ketiga atau World War III. Apalagi serangan mematikan ini atas arahan Trump.

"Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini (Soleimani). Kegembiraan Zionis Israel dan Amerika dalam waktu dekat akan berubah menjadi ratapan," begitu kata juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, dalam siaran televisi nasiona Iran dikutip Reuters.

Presiden Iran, Hassan Rouhani, serta Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, negerinya akan lebih keras berkonfrontasi menentang ekspansionisme AS serta membela nilai-nilai Islam. Rouhani menegaskan, Iran bakalan mengambil jalan pembalasan.

Sementara Khamenei mengatakan, jihad akan berlanjut dengan motivasi yang berlipat ganda, dan kemenangan yang nyata tengah menanti para pejuang dalam perang suci. Dia pun menyerukan hari berkabung nasional selama tiga hari.

Baca juga : Ketuaan, Milan Ogah Pake Ibra

Sekutu Iran, China, dan Rusia langsung angkat bicara. Kementerian Luar Negeri China mengecam penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional. China mendesak, Amerika mengendalikan diri demi menghindari ketegangan lebih lanjut. Perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah harus tetap berlangsung.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyebut, pembunuhan tokoh militer Iran jelas akan meningkatkan ketegangan di kawasan.

Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi, juga mengecam pembunuhan ini. Serangan udara yang berlangsung di Bandara Baghdad merupakan aksi agresi terhadap Irak dan pelanggaran atas kedaulatan, yang akan mengarah pada perang di Irak, kawasan, dan dunia.

Serangan itu juga melanggar syarat-syarat yang telah ditetapkan menyangkut keberadaan militer AS di Irak dan harus dipenuhi dengan undang-undang untuk menjaga keamanan dan kedaulatan Irak, katanya menambahkan. Mahdi mendesak parlemen Irak menggelar sidang luar biasa untuk membahas dan menyikapi serangan tersebut.

Baca juga : Bank Dunia Stop Beri Utang Ke China

AS juga berencana kirim 3.500 tentara tambahan ke kawasan Timur Tengah. Dilansir AFP, pengerahan tentara tambahan ini berasal dari Divisi Lintas Udara ke-82 Pasukan Tanggap Global, yang telah mengirimkan ratusan tentara tambahan ke kawasan Timur Tengah awal pekan ini saat ketegangan meningkat usai Kedutaan Besar AS di Baghdad diserang.

Negara-negara sekutu AS juga mulai siaga. Inggris meningkatkan pengamanan dan kesiagaan di pangkalan-pangkalan militernya di Timur Tengah. Sementara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad meminta semua warganya secepatnya meninggalkan Irak dengan pesawat jika memungkinkan, dan jika tidak, ke negara-negara lainnya melalui jalan darat. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.