Dark/Light Mode

Tok, WHO Tetapkan Status Darurat Untuk Wuhan Coronavirus

Jumat, 31 Januari 2020 06:11 WIB
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: Net)
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan status darurat global terhadap Wuhan new coronavirus yang telah membikin 213 warga China meregang nyawa, dan menjangkiti 18 negara di seluruh dunia.

Berdasarkan data terakhir Komisi Nasional Kesehatan China (NHC), warga China daratan yang terinfeksi virus tersebut berjumlah 9.356 orang. Penyakit ini ditengarai bermula dari pasar satwa liar ilegal, di Kota Wuhan.

Di seantero jagat, virus ini dilaporkan telah menjangkiti 9.480 warga dunia.

Fakta ini kemudian membuat berbagai maskapai menyetop penerbangannya ke China, merebaknya sentimen anti China di berbagai wilayah dunia, dan melonjaknya kebutuhan masker pelindung.

Baca juga : Tambah 2, Kemenag Tetapkan 4 Maskapai Jadi Operator Haji

Di Provinsi Hubei - yang beribu kota di Wuhan - 60 juta orang dilaporkan hidup dalam wilayah yang terkunci. Semua akses transportasi dari dan menuju kota tersebut, ditutup.

Penguncian ini dilakukan pemerintah China, demi menekan laju penyebaran new coronavirus.

Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Kamis (30/1), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengapresiasi respon pemerintah China dalam mengatasi kasus ini. Namun, penetapan status darurat tetap harus dilakukan. Sebab dikhawatirkan, virus tersebut menjangkiti negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah.

"Alasan utamanya bukanlah pada apa yang terjadi di China. Melainkan pada apa yang terjadi di negara-negara lain. Terutama, negara dengan sistem kesehatan yang lemah," jelas Ghebreyesus di Jenewa, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/1)

Baca juga : Pertimbangkan Status Darurat Global New Coronavirus, WHO Bersidang Hari Ini

Penetapan status darurat yang diyakini akan menguatkan upaya penanggulangan terhadap wabah tersebut, mungkin akan mengecewakan Beijing, yang telah meneguhkan keyakinannya dapat memerangi "virus setan" itu.

Para ahli kini semakin mengkhawatirkan penularan antar manusia di luar China, yang berpotensi menimbulkan wabah yang lebih luas. AS adalah negara keempat yang melaporkan kasus tersebit, pada Kamis (30/1).

US Centers for Disease Control and Prevention mengungkap, new coronavirus yang mirip virus flu telah menjangkiti seorang pria Illinois. Dengan demikian, total kasus new coronavirus di Negeri Paman Sam kini menjadi enam.

Korban tidak memiliki riwayat perjalanan ke China. Namun sang istri, yang juga terjangkit virus serupa, tercatat pernah bepergian ke China dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga : Usul DPR, Pemerintah Tetapkan Siaga Satu Virus Corona

"Mayoritas kasus di luar China, umumnya memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, atau pernah ada kontak langsung dengan seseorang yang pernah ke Wuhan dalam beberapa waktu terakhir," jelas Ghebreyesus.

Terpisah, Direktur Wellcome Trust - lembaga penelitian amal yang fokus pada upaya perbaikan kesehatan di Inggris - Jeremy Farrar mengapresiasi penetapan status darurat yang dilakukan WHO, dalam kasus vorus Wuhan.

"Penetapan ini akan semakin memfokuskan perhatian pemerintah di seluruh dunia, dalam melindungi warganya," kata Farrar.

Ia menambahkan, penanganan virus Wuhan menjadi tantangan tersendiri bagi negara yang terjangkiti. Namun, akan menjadi beban bagi negara-negara berpendapatan rendah. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.