Dark/Light Mode

Australia Buka Lagi Kompetisi Jurnalis Elizabeth O’Neill

Sabtu, 26 Januari 2019 13:38 WIB
Dubes Gary Quinlan (tengah) bersama penerima Elizabeth O’Neill Award 2018 Tri Joko Heriadi dari Pikiran Rakyat (kanan) dan Andrew Greene dari Australia Broadcasting Corporation (ABC). (Kartika Sari/ RM)
Dubes Gary Quinlan (tengah) bersama penerima Elizabeth O’Neill Award 2018 Tri Joko Heriadi dari Pikiran Rakyat (kanan) dan Andrew Greene dari Australia Broadcasting Corporation (ABC). (Kartika Sari/ RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Australia kembali membuka kesempatan kepada para wartawan mengikuti kompetisi Elizabeth O’Neill Award 2019. 

“Dengan gembira saya umumkan penerimaan aplikasi telah dibuka untuk Elizabeth O’Neill Journalism Award 2019. Penghargaan ini terbuka untuk jurnalis berprestasi dari media cetak, radio, televisi, dan media online di Indonesia dan Australia,” keterangan pers Menteri Luar Negeri Marise Payne, kemarin. 

Baca juga : Dubes Australia Gelar Dinner Untuk Pemenang Elizabeth O’Neill Journalism Award 2017

Penghargaan ini mengenang karier istimewa Elizabeth O’Neill, yang meninggal di Indonesia pada 7 Maret 2007 saat menjalani tugas Pemerintah Australia, dan berdasarkan kerjanya yang tak kenal lelah untuk mendorong saling pengertian antara Australia dan Indonesia dengan mendorong peliputan media yang akurat dan penuh pemahaman. 

Satu jurnalis Australia dan satu jurnalis Indonesia akan dipilih untuk mengikuti kunjungan pertukaran yang sepenuhnya didanai selama dua minggu guna meningkatkan pemahaman dan apresiasi kedua negara. 

Baca juga : Paduan Gamelan Jawa-Bali Goyang Katedral Nasional Washington

Program ini akan disesuaikan dengan minat serta bidang keahlian masing-masing wartawan. Sejak program ini dimulai pada tahun 2007, para penerima penghargaan telah melaporkan berbagai isu termasuk: politik, perdagangan dan bisnis, perubahan sosial dan pembangunan, pertanian, agama serta pendidikan. 

Elizabeth O’Neill Award merupakan salah satu program unggulan Australia-Indonesia Institute. Didirikan pada tahun 1989, Australia-Indonesia Institute memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia dengan meningkatkan kesadaran budaya, mempromosikan kerja sama dan program pertukaran, serta meningkatkan pemahaman antara kedua negara kita. 

Baca juga : Muhammadiyah Bikin Syukuran Untuk 2 Dubes

Peserta harus warga negara Australia yang berdomisili di Australia atau warga negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia, dan bersedia untuk melakukan perjalanan pada rentang waktu Juli-Agustus 2019. Aplikasi ditutup pada 8 Februari 2019. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.