Dark/Light Mode

Tawaran Bantuan Corona AS Dianggap Aneh

Khamenei: Para Pemimpinnya Teroris...Pembohong...dan Penipu

Minggu, 22 Maret 2020 18:42 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Foto: Instagram)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menilai, tawaran AS untuk membantu negaranya dalam mengatasi wabah Covid-19 sebagai sesuatu yang aneh.

Ia bahkan menggambarkan para pemimpin AS sebagai penipu dan pembohong. Hal itu dikatakan Khamenei dalam siaran TV, Minggu (22/3).

Belum lama ini, Washington memang menawarkan bantuan kepada Iran, untuk mengatasi pandemi global yang telah merenggut 1.685 warganya, dan menginfeksi 21.638 orang. Sesuatu yang kalau betul terjadi, akan mencetak sejarah.

Sekadar latar, tensi hubungan kedua negara meningkat sejak 2018. Kala itu, Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Teheran 2015, bersama enam kekuatan dunia lainnya, dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

"Beberapa kali, orang Amerika menawarkan diri untuk membantu kami memerangi pandemi. Itu aneh. Karena di negaranya sendiri, juga sedang kekurangan. Bahkan, mereka juga tengah menghadapi tuduhan menciptakan virus ini," kata Khamenei - yang sangat anti AS - seperti dikutip Reuters, Minggu (22/3).

Baca juga : Makin Waspada Corona, Saudi Tangguhkan Semua Penerbangan Internasional

"Saya tidak tahu, apakah itu benar. Tetapi, ketika ada tuduhan seperti itu, bisakah kita percaya dan menerima tawaran bantuan tersebut," imbuhnya.

Gesekan Iran-AS meningkat ketika Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak, yang menewaskan Komandan Tertinggi Pengawal Revolusi Iran, Qassem Soleimani, pada 3 Januari lalu.

Iran membalas dengan memukul target AS di Irak pada 8 Januari 2020.

"Musuh nomor satu kita adalah Amerika.Itu musuh Iran yang paling jahat dan jahat ... para pemimpinnya adalah teroris ... Pembohong dan penipu," tegas Khamenei.

Khamenei menyalahkan AS, karena sanksi yang dijatuhkan telah menghambat upaya Iran dalam menghentikan wabah Covid-19.

Baca juga : Bamsoet Pastikan DPR & Pemerintah Perhatian Ke Petani

Presiden Hassan Rouhani bahkan telah mendesak AS untuk mencabut sanksi, di tengah perjuangan berat Iran melawan virus Corona.

China yang juga terkait dalam perjanjian nuklir Iran, juga ikut mendesak AS untuk segera mencabut sanksi terhadap Iran di tengah pandemi ini.

Namun, AS justru mengirim pesan tumpul pada minggu ini: penyebaran virus tidak akan menyelamatkan Iran dari sanksi AS, yang menutup sumber pendapatan negara tersebut dari sektor minyak dan mengisolasi perekonomiannya.

Khamenei yang membatalkan pidato tahunannya untuk tahun baru Persia dari Kota Suci Muslim Syiah, Mashhad pada 20 Maret karena wabah Corona meyakini, Iran akan menang melawan Covid-19.

"Republik Islam Iran memiliki kemampuan untuk mengatasi segala jenis krisis dan tantangan, termasuk wabah Corona," kata Khamenei, yang meminta warganya untuk tinggal di rumah, demi menekan laju penyebaran virus tersebut.

Baca juga : Trump Promosikan Chloroquine, Nigeria Keracunan

Sementara banyak orang Iran menghindari bepergian selama liburan Tahun Baru Persia agar wabah Covid-19 tidak meluas, polisi setempat mengatakan, jutaan orang telah menentang peringatan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu.

Kantor Gubernur Teheran mengatakan, semua pusat perbelanjaan akan ditutup di ibu kota, mulai hari ini. Melalui siaran TV, pemerintah Iran melaporkan, hanya apotek dan toko yang menyediakan barang-barang penting, yang akan tetap buka di Teheran. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.