Dark/Light Mode

Ekonomi AS Babak Belur, Trump Ngebet Cabut Lockdown Corona

Rabu, 15 April 2020 14:34 WIB
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Instagram)
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS Donald Trump ngebet cabut aturan penutupan wilayah (lockdown) di sejumlah negara bagian sebelum 1 Mei nanti. Langkah ini dilakukan untuk kembali menggerakkan perekonomian AS yang babak belur akibat corona (Covid-19).

Namun, niatan Trump sangat bertolak belakang dengan anjuran satuan tugas corona nasional AS yang menyarankan semua warga Paman Sam untuk tetap berdiam diri di rumah. Hal itu untuk cegah penyebaran corona.

Bukan Trump namanya kalau tidak ngotot. Kamis siang (16/4), Presiden AS ke-45 ini berencana melakukan video conference dengan 50 gubernur untuk membicarakan rencana pencabutan lockdown tersebut. "Kami rasa sejumlah gubernur akan setuju dan bisa membuka wilayah mereka sebelum akhir April," ujar Trump yakin dikutip Reuters, Rabu (15/4).

Baca juga : Cadangan Devisa Semakin Tergerus Dimakan Corona

Awalnya, Trump ingin memulai menjalankan perekonomian AS pada pertengahan April usai Paskah. Sayangnya, jumlah pasien positif Corona di AS tengah tinggi-tingginya. Rencana ini pun dibatalkan.

Trump, yang bakal kembali mengajukan diri sebagai calon presiden di pemilu presiden 3 November nanti, didesak mengembalikan geliat ekonomi yang terhambat pandemi. Jutaan warga AS menganggur akibat kebijakan lockdown di sejumlah wilayah.

Demi mendapatkan kembali hati rakyat, Trump pun keukeuh membuka lockdown sejumlah wilayah. 

Baca juga : Syukurlah, Rustu Recber Sembuh dari Corona

Jenis usaha yang akan kembali digerakkan adalah di sektor energi, layanan keuangan, layanan pangan, kesehqtan, olahraga dan hiburan.

"Kita akan buka wilayah kita satu per satu," ujar Trump.

Namun sayangnya, tidak banyak gubernur yang antusias akan melakukan anjuran Trump. Gubernur New Yowk Andrew Cuomo mengatakan dia tidak akan mematuhi anjuran Trump untuk membuka wilayahnya.

Baca juga : Duterte Ancam Tembak Warga Keluyuran Saat Lockdown

"Ini adalah keputusan terburuk. Sikap diktator untuk kepentingan sendiri sangat tidak terpuji. Jangan politisir situasi sekarang," ujar Cuomo.

AS kini sudah memiliki 587.173 pasien positif corona dengan 23.644 korban meninggal dunia. Berdasarkan data worldometers.info sudah ada 36.984 pasien yang sembuh. Namun, AS masih menjadi negara nomor satu yang memiliki kasus penularan terbanyak di dunia. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.