Dark/Light Mode

China Ngamuk AS Kerahkan Pasukan Untuk Amankan Pelantikan Presiden Taiwan

Kamis, 21 Mei 2020 12:50 WIB
Tsai Ing-wen memberikan pidato usai pelantikan, Rabu (20/5)/CNA
Tsai Ing-wen memberikan pidato usai pelantikan, Rabu (20/5)/CNA

RM.id  Rakyat Merdeka - Tsai Ing-wen dilantik sebagai Presiden Taiwan untuk periode kedua, Rabu (20/5). Sebagai teman dekat, Amerika Serikat (AS) menyampaikan selamat atas momen ini. Bahkan, pasukan Angkatan Laut AS mengerahkan kapal mereka di sekitar perairan Taiwan untuk ikut memastikan keamanan pelantikan Tsai.

Melihat kelakuan AS, China marah besar. Negeri Tirai Bambu mengecam Paman Sam yang kelewat akrab dengan Taiwan.

Kementerian Luar Negeri China mengancam akan membalas sikap AS.

“China mendesak AS segera memperbaiki kekeliruannya. China akan melakukan pembalasan yang diperlukan untuk merespons tindakan keliru AS. Mereka harus menanggung konsekuensi yang timbul atas perbuatannya,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri China, dikutip Bloomberg, Kamis (21/5).

Baca juga : Lewat Video Call, AHY Kembali Serahkan 18.000 Paket Sembako Untuk Warga Karawang

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengucapkan selamat atas pelantikan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Ucapan selamat itu, diakui Pompeo, mewakili seluruh warga AS.

Pompeo juga memuji Tsai atas keberanian dan visinya memimpin demokrasi Taiwan secara dinamis. Dia menyebut, Tsai sebagai inspirasi bagi kawasan dan dunia.

“Amerika Serikat telah lama menganggap Taiwan sebagai kekuatan untuk kebaikan di dunia dan mitra yang dapat diandalkan," puji Pompeo.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan, Pompeo merupakan Menlu asing pertama yang memberi selamat kepada Tsai, sehari sebelum pelantikan yang belangsung Rabu (20/5). Pompeo juga dengan gamblang menyebut Tsai sebagai Presiden.

Baca juga : Sekarang, Kepala Daerah Sering Ngelawan Presiden

Untuk diketahui, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan 18 torpedo canggih ke Taiwan seharga 180 juta dolar.

Dalam pidato pelantikan, Tsai kembali menegaskan bahwa Taiwan tak akan tunduk dengan China. 

Meski demikian, dia mengajak Presiden China Xi Jinping berdialog. Menurut Tsai, kedua pihak harus bisa mencari jalan masing-masing agar bisa hidup berdampingan.

Pasalnya, China masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya, namun membangkang.

Baca juga : Kemhan Tambah Pasokan Paket Makanan Untuk Tim Medis Covid-19

Naiknya Tsai menambah pusing Presiden Xi Jinping. Perempuan bermental keras dari Partai Progresif Demokratik itu sejak awal menjabat pada periode lalu sudah mengampanyekan kemerdekaan Taiwan.

Dia menang telak dalam pemilu tahun lalu, sebuah sinyal bahwa mayoritas rakyat Taiwan juga menginginkan kemerdekaan dari China.

Hasil jajak pendapat yang dirilis Pew Research Center AS pekan lalu menunjukkan, 66 persen menganggap diri mereka sebagai orang Taiwan, 28 persen sebagai campuran Taiwan dan China serta 4 persen yang menganggap orang China.

Polling melibatkan 1.562 responden yang dilakukan musim gugur dan memiliki margin of error plus-minus 3,2 persen. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.