Dark/Light Mode

Habis Corona, Muncul Flu Babi Baru

China Gudang Virus

Rabu, 1 Juli 2020 05:24 WIB
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kendaraan di China (Foto: AP)
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kendaraan di China (Foto: AP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belum beres dengan virus corona, China direpotkan virus baru. Saat ini, di Negeri Panda itu muncul flu babi jenis baru. Flu babi ini disebut lebih bahaya dari sebelumnya.

Peneliti di China menemukan virus flu babi G4 tipe baru yang dikhawatirkan menjadi pandemi. Virus G4 merupakan turunan dari flu babi H1N1, yang pada 2009 menimbulkan pandemi. Namun, flu baru ini lebih kompleks. Karena berasal dari gabungan beberapa virus. Satu strain (tipe) mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, dan strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi.

Para peneliti China menganggap, G4 sangat berbahaya. Sebab, manusia tidak memiliki kekebalan terhadap virus jenis ini. Terlebih, G4 mampu bereplikasi dalam sel manusia. Sebanyak 10,4 persen peternak babi sudah terinfeksi. Virus ini juga sudah hinggap di 4,4 persen populasi China. Untungnya, belum ada bukti G4 menular antar-manusia.

Baca juga : Beri Covid-19 Julukan “Kung Flu”, Trump Ngejek China Lagi

Peneliti influenza Robert Webster masih mengkaji apakah virus ini akan bermutasi dan bisa menular antar-manusia. Dia menyatakan, saat ini belum ada tanda-tanda akan pandemi. Tapi, semua harus tetap waspada. "Kita tak akan tahu kapan pandemi akan muncul, hingga ia tiba," tuturnya. 

Begitu juga ungkapan ahli biologi Universitas Sydney Edward Holmes. "Apakah ini akan menjadi pandemi? Hanya Tuhan yang tahu. Jelas situasi ini perlu dipantau dengan sangat cermat," ucapnya, memberi peringatan. 

Yang agak pede flu ini tidak akan menjadi pandemi adalah ahli biologi evolusi dari US National Institutes of Health's Fogarty International Center, Martha Nelson. Dia menganggap, potensi virus G4 menular antar-manusia terbilang rendah.

Baca juga : Hadapi Covid, Jazilul Fawaid Serukan Pentingnya Gotong Royong

"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi agak rendah. Namun influenza dapat mengejutkan kita dan ada risiko bahwa kita mengabaikan influenza dan ancaman lain saat ini," pesan Nelson.

Sejumlah peneliti yang dipimpin Liu Jinhua telah menguji 30 ribu sampel swab. Sampel tersebut diambil dari rumah pemotongan babi di 10 provinsi di China sejak 2011 sampai 2018. Hasilnya, 179 virus flu babi yang sebagian besar merupakan jenis G4.

"Virus G4 telah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 provinsi," kata penulis utama Sun Honglei seperti dikutip Science Mag

Baca juga : Soal Vaksin Corona, Indonesia Pilih Kerja Sama Dengan China dan Norwegia

Meski G4 bisa berpindah ke manusia, tetapi pada kebanyakan kasus, virus ini tidak menular antar-manusia. Dua kasus infeksi G4 sudah pernah didokumentasikan sebelumnya. Namun, kedua infeksi itu tidak menular ke manusia lain. 

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Kepala Departemen Kedokteran Hewan dari Universitas Cambridge Jame Wood menyarankan untuk memperketat pemantauan orang-orang yang bekerja di peternakan babi.

"Pekerjaan ini datang sebagai pengingat yang baik bahwa kita secara terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru," kata Wood, seperti dikutip South Morning China. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.