Dark/Light Mode

Nolak Terima Hasil Pilpres Kalau Biden Menang

Trump Ogah Kalah

Selasa, 21 Juli 2020 05:47 WIB
Donald Trump menyebut lawannya Joe Biden tak kompeten.(Foto AFP)
Donald Trump menyebut lawannya Joe Biden tak kompeten.(Foto AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara terbuka menolak berkomitmen untuk menerima hasil pemilu presiden jika dia dinyatakan kalah.

Pernyataan Trump yang tidak mau menerima kekalahan secara tegas disampaikan dalam wawancara bersama Fox News, dikutip Aljazeera, kemarin.

Jelang Pilpres AS, November nanti, tingkat penerimaan terhadap Trump menurun drastis. Berdasarkan jajak pendapat, Trump tertinggal jauh dari kandidat capres dari Partai Demokrat Joe Biden.

“Tidak, saya tidak akan hanya mengatakan ya. Saya juga tidak akan mengatakan tidak. Saya akan melihat dulu hasil akhirnya seperti apa,” jawab Trump saat ditanya bagaimana jika ia dinyatakan kalah di pilpres nanti.

Baca juga : Biden Sebut Trump Menjijikkan

Pernyataan ini seperti siaran ulang bagi Trump. Ancaman serupa pernah dia utarakan jelas Pilpres 2016. Empat tahun lalu, pada tahap akhir pertarungan melawan Hillary Clinton, Trump mengatakan dia tidak akan berkomitmen untuk menghormati hasil pemilihan jika Demokrat menang.

Ditekan selama debat Oktober 2016 tentang apakah ia akan mematuhi kehendak pemilih, Trump menjawab bahwa ia akan “membuat orang tetap menduga-duga.”

Belakangan, popularitas Trump terus terkikis karena publik AS tak setuju dengan caranya menangani wabah corona. Protes nasional yang berpusat pada ketidakadilan rasial yang meletus setelah kematian George Floyd di Minneapolis, akhir Mei lalu, juga berdampak signifikan terhadap melorotnya popularitas Trump.

Namun sang petahana ini keukeuh berpendapat bahwa serangkaian jajak pendapat yang menunjukkan popularitasnya terkikis itu, gara-gara pemilih Republik tidak terwakili dalam survei semacam itu.

Baca juga : Yusril: Putusan MA Soal Pilpres Tak Batalkan Kemenangan Jokowi-Maruf

“Pertama-tama, saya tidak kalah, karena itu adalah jajak pendapat palsu,” tegas Trump. “Jajak pendapat itu palsu pada 2016 dan sekarang mereka lebih palsu. Jajak pendapat jauh lebih buruk pada 2016,” cetusnya.

Tidak Kompeten

Trump kemudian menyebut rivalnya, Biden, sebagai sosok calon presiden yang tidak kompeten untuk memimpin Amerika. “Dia akan menghancurkan negara ini,” tegas Trump.

Selain itu, Trump juga membuat serangkaian tudingan lain untuk Biden. Trump menyebut mantan wakil presiden itu akan melipatgandakan pajak. Trump pun menambahkan, agama juga akan “hilang” jika mantan wakil presiden era Barrack Obama itu terpilih. Ia merujuk pada pejabat Demokrat yang melarang layanan gereja besar untuk membendung penyebaran virus.

Baca juga : PAN Yakin Presiden Memilih Yang Terbaik

Trump mengklaim, Demokrat juga ingin “menggunduli” polisi usai beberapa aksi protes anti-rasis terjadi di beberapa negara bagian AS. “Biarkan Biden duduk dalam wawancara seperti ini, dia akan menangis kepada ibunya. Dia akan berkata, ‘Bu, Bu, tolong bawa aku pulang’.”

Dalam jajak pendapat Fox, Biden unggul atas Trump, terutama dalam kemampuannya mengelola pandemi (17 poin) dan mengatasi kerusuhan rasial (21 poin). Namun untuk penanganan ekonomi negara, Biden hanya unggul beberapa poin.

Sedangkan jajak pendapat Washington Post-ABC News juga menyatakan Biden unggul atas Trump di antara para pemilih terdaftar secara nasional dengan selisih 15 poin. Biden meraih 55 persen, sementara Trump 40 persen. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.