Dark/Light Mode

Disampaikan Dubes Ibnu Hadi

Vietnam Belum Merdeka Corona

Rabu, 29 Juli 2020 07:30 WIB
Tangkapan layar Duta Besar Indonesia Untuk Vietnam Ibnu Hadi di acara RM Insight yang diadakan Rakyat Merdeka, Selasa (28/7). (Foto: Youtube)
Tangkapan layar Duta Besar Indonesia Untuk Vietnam Ibnu Hadi di acara RM Insight yang diadakan Rakyat Merdeka, Selasa (28/7). (Foto: Youtube)

 Sebelumnya 
Namun, keadaan ini baru terjadi di Da Nang, belum Vietnam secara keseluruhan. Hasilnya, karena Da Nang kota wisata, ada 80 ribu wisatawan yang diungsikan. Dari angka tersebut, 3 ribu di antaranya masih menunggu penerbangan khusus. Mengingat, penerbangan reguler sudah diberhentikan. Termasuk bus, dan alat transportasi jarak jauh lainnya.

Imbasnya, saat ini pemerintah sedang sibuk melakukan pengetesan di Hanoi. Daerah yang menjadi tempat berkantor Hadi. Kenapa? Karena sekitar 20 ribu warga Hanoi baru pulang dari Da Nang. Mereka dianggap berpotensi membawa virus.

Begitu juga dengan Ho Chi Minh City. Sampai kemarin, sejumlah orang dinyatakan negatif. Namun untuk sampai pada keputusan kebijakan, masih harus menunggu seminggu lagi.

Baca juga : Contoh Vietnam Gercep Tangani Corona

Pertanyaannya, kenapa bisa muncul domestic transmission, padahal hampir 100 hari Vietnam terbebas dari Covid? “Gosipnya, mereka kena dari orang China. Orang China itu ada yang ma suk, terbukti dari perbatasan darat Vietnam. Sudah ditemukan ada 3 kelompok, mereka terbang menuju Da Nang. Nampaknya mereka punya bisnis, properti, investasi yang setelah 4 bulan lebih tidak diurus. Makanya mereka datang ke sana, nampaknya mereka bawa virus,” tutur Hadi.

Meski tercatat ada kasus baru, Ibnu Hadi tetap mengangkat topi untuk pemerintah Vietnam. Menurutnya, upaya yang dilakukan Vietnam sangat cepat dan terukur.

Menurutnya, ada dua cara yang dapat ditiru pemerintah Indonesia dari Vietnam dalam menangani corona. Pertama, komunikasi. Menurutnya, komunikasi yang dilakukan di Vietnam sangat intensif, dan update secara real time. Positifnya, pemerintah daerah mau pun masyarakat bisa mengambil langkah sendiri, tanpa harus bergantung ke pemerintah pusat.

Baca juga : Penasehat Keamanan Nasional AS Kena Corona

Hadi sempat bertanya pada salah satu rekannya yang tinggal di Kampung Rambutan, Jakarta. Apakah ada sistem di kelurahan yang menyajikan data pasien Covid, dan alamat rumahnya. Jawabannya, tidak secara rinci menyajikan data warga yang terpapar Covid.

“Kalau semua pihak, semua stakeholders mendapat akses, pasti akan terlibat penuh. Misalkan saya, di Kampung Rambutan. Kalo di kelurahan saya ada yang kena Covid, saya akan mengambil tindakan, pertama tentu untuk kebaikan saya dulu,” imbuh Hadi.

Selain komunikasi, hal kedua yang bisa ditiru Indonesia adalah penanga nan kasus. Ketika ada kasus baru, Vietnam secara parsial akan melalukan lockdown. Ketika menyebar, skala lockdown meluas hingga nasional. Insentif pun disebar. Misalnya, untuk kategori orang miskin, dapat 1 juta Dong atau setara Rp 600 ribu.

Baca juga : Ini Pilot Inggris Yang Jadi Simbol Sukses Vietnam Lawan Corona

Sementara di Indonesia, tidak bisa melakukan lockdown secara total. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tetap memungkinkan local transmission. Jika PSBB terus di lakukan, ekonomi yang justru berhenti. Sehingga pada akhirnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk hidup berdampingan dengan Covid.

“Makanya pemerintah dihadapkan pada dua floor. Pertama, ekonomi. Kedua melawan virus itu. Kalo Vietnam, terbukti tidak ada virus, ya hidupkan ekonomi. Lebih simpel. New normal ini tidak bisa ditiru di Vietnam. Di sini adanya back to normal. Kalo untuk new normal, bisa dilihat Korea Selatan dan Taiwan yang sukses,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.