Dark/Light Mode

Hezbollah Jatuhkan Drone Israel

Senin, 24 Agustus 2020 11:48 WIB
Bendera Hezbollah berkibar di Desa Khiam, Lebanon selatan, dekat perbatasan dengan Israel [Foto: Aziz Taher/Reuters]
Bendera Hezbollah berkibar di Desa Khiam, Lebanon selatan, dekat perbatasan dengan Israel [Foto: Aziz Taher/Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Kelompok Hezbollah di Lebanon menyatakan berhasil menjatuhkan dan menyita drone Israel di dekat kota Aita al-Shaab, Sabtu (22/8) lalu. Demikian seperti dikutip dari kantor berita yang berkantor pusat di Doha, Qatar, Al Jazeera.

Drone tersebut terbang di atas Garis Biru (Blue Line) yang membatasi wilayah penarikan pasukan Israel pada tahun 2000. Garis Biru adalah garis demarkasi perbatasan antara Lebanon dan Israel yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 Juni 2000. Tujuannya, untuk menentukan apakah Israel telah sepenuhnya menarik diri dari Lebanon.

Israel sendiri membenarkan kejadian ini. Negara Yahudi itu menegaskan, drone-nya sengaja diterbangkan di zona Garis Biru untuk melakukan pemantauan. Karena bulan lalu, menurut Israel, milisi Hezbollah menembus garis tersebut meski kemudian dicegat oleh Israel.

Baca juga : Kelola Duit Ratusan Triliun, Prabowo Dirayu Makelar

Namun Hezbollah membantah terlibat kejadian itu, yang terjadi setelah dugaan serangan rudal Israel mengenai posisi pasukan rezim Suriah dan sekutu mereka di selatan Damaskus, hingga menewaskan lima orang. Pada insiden ini, Hezbollah mengakui, satu anggota milisinya tewas. Untuk itu, Hezbollah memastikan akan melakukan pembalasan.

Hezbollah adalah organisasi politik sekaligus paramiliter dari kelompok Syiah, didirikan pada 1982 dan bermarkas di Lebanon. Lebanon dan Israel sendiri hingga sekarang secara teknis masih berperang. Sementara dalam perang Suriah, Hezbollah mendukung pemerintahan Presiden Bashar Hafez al-Assad. Oleh Amerika Serikat, Israel, Kanada, dan Australia, kelompok ini dianggap sebagai organisasi teroris.

Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), sebenarnya berpatroli di garis ini. Pasukan TNI yang membawa bendera Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N hingga saat ini termasuk yang bertugas di sana.

Baca juga : Soal LCS, AS Ancam Jatuhkan Sanksi ke China

Pasukan UNIFIL dibentuk PBB pada 1978, dan fungsinya kembali ditingkatkan, setelah perang yang menghancurkan selama sebulan pada 2006 antara Israel dan Hezbollah.

Pasukan berkekuatan 10.500 orang ini, berkoordinasi dengan militer Lebanon, bertugas memantau gencatan senjata dan penarikan mundur Israel dari zona demiliterisasi di perbatasan.

Di sisi lain, Israel menuding Hezbollah menimbun senjata di perbatasan untuk mempersiapkan perang baru. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.