Dark/Light Mode

Mau Bikin Lagi Kartun Nabi Muhammad

Charlie Hebdo Gila Lagi, Marcon Kok Gak Berkutik

Kamis, 3 September 2020 06:12 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Aljazeera)
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Aljazeera)

RM.id  Rakyat Merdeka - Majalah kontroversial Prancis, Charlie Hebdo, berencana menerbitkan lagi kartun yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad. Tak pelak, hal itu menuai kecaman sejumlah pihak. Sayangnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, tak mau stop rencana yang berpotensi memicu keretakan hubungan antar umat beragama itu.

Pakistan jadi negara pertama yang mengecam aksi itu. Melalui pernyataan yang diunggah di akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Pakistan, negara itu mengutuk keras rencana tersebut. Menurut mereka, tindakan itu sengaja menciptakan ketersinggungan dan sentimen terhadap miliaran umat Muslim dunia. Dan, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan. Termasuk alasan kebebasan pers maupun kebebasan berekspresi.

Baca juga : Muhammadiyah Kembali Keras

“Tindakan tersebut merusak aspirasi global untuk hidup berdampingan secara damai. Serta merusak kerukunan sosial dan antaragama,” pernyataan Kemlu Pakistan.

Sayangnya, Presiden Emmanuel Macron justru tak peka. Ia seperti membiarkan rencana Charlie Hebdo tetap berjalan. Dia beralasan, penerbitan karikatur tersebut merupakan salah satu bentuk kebebasan berekspresi yang disanjung tinggi di negaranya.

Baca juga : Trump Kalahkan Joe Biden di Bursa Judi Online Eropa

Dikutip dari DW, Macron menyebut, dirinya tak berhak memberikan penilaian atas keputusan Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Menurut Macron yang saat ini sedang melawat ke Lebanon, sangat penting bagi tiap warga Prancis untuk menghormati satu sama lain.Dia bilang, tidak ada sejarahnya Presiden Prancis memberikan penilaian atas pilihan editorial jurnalis atau redaksi. Karena, menurut dia, Prancis memiliki kebebasan pers.

Baca juga : Jerman Sebut Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Diracun Kelompok Novichok

“Di Prancis ada kebebasan menghu-jat yang melekat pada kebebasan hati nurani. Saya di sini untuk melindungi semua kebebasan ini. Di Prancis, orang bisa mengkritik presiden, gubernur, dan penistaan,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.