Dark/Light Mode

Kena Hantam Rudal Nyasar, Iran Minta Azerbaijan-Armenia Stop Perang

Kamis, 8 Oktober 2020 22:27 WIB
Presiden Iran, Hassan Rouhani (atas) saat menyaksikan parade militer Iran. [Foto: AP/ Ebrahim Noroozi]
Presiden Iran, Hassan Rouhani (atas) saat menyaksikan parade militer Iran. [Foto: AP/ Ebrahim Noroozi]

RM.id  Rakyat Merdeka - Tekanan terhadap Armenia dan Azerbaijan untuk segera menghentikan konflik bersenjata kembali datang dari pemimpin dunia. Kali ini dari Presiden Iran, Hassan Rouhani. Dia menilai, perang antara Azerbaijan dan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh bisa berubah jadi konflik regional.

Dalam sebuah rapat kabinet Rouhani menilai, konflik itu sama sekali tak dapat diterima. Apalagi, senjata dari kedua pihak yang berperang, dari mortir hingga rudal, nyasar ke wilayah dekat perbatasan barat laut Iran. Akibatnya, sejumlah warga Iran menderita luka-luka dan merusak sejumlah bangunan.

Baca juga : Erdogan Incar Posisi Turki Dalam Tatanan Dunia

"Iran mengajukan protes resmi ke Azerbaijan dan Armenia, atas pelanggaran teritorial Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Rouhani mengingatkan agar perang antara Armenia dan Azerbaijan tidak menjadi perang regional. Pihaknya menilai, perdamaian adalah dasar dari tiap aksi negaranya. Menurutnya, Iran selalu berharap dapat memulihkan stabilitas kawasan dengan cara damai. “Prioritas kami adalah keamanan kota dan desa kami,” kata Rouhani.

Baca juga : Ultimatum Azerbaijan ke Armenia: Tarik Pasukan, Atau Terus Perang

Dia juga mengatakan, Iran yang berbatasan dengan Armenia dan Azerbaijan, tidak akan mengirimkan teroris ke perbatasan negaranya. "Tidak, dengan alasan apapun," tegas pemilik nama lahir Hassan Feridon ini.

Komentarnya itu merupakan respon atas tudingan yang pertama kali dilontarkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Macron menyebut, Turki mengirim militan Suriah ke wilayah tersebut. Namun, Turki yang merupakan sekutu dekat Azerbaijan dan mendukung pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah Suriah, membantahnya.

Baca juga : Azerbaijan-Armenia Perang, NATO Terbelah

Pertempuran pecah pada 27 September lalu di Nagorno-Karabakh. Menurut hukum internasional, wilayah itu berada dalam teritori Azerbaijan, meski dihuni dan diatur etnis Armenia. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.