Dark/Light Mode

2 Warga AS Dibebaskan Dibarter 240 Loyalis Pemberontak Houthi

Jumat, 16 Oktober 2020 03:01 WIB
Loyalis pemberontak Houthi yang ditahan di Oman sudah kembali ke Yaman. (Foto AP/ Mohammed Hani)
Loyalis pemberontak Houthi yang ditahan di Oman sudah kembali ke Yaman. (Foto AP/ Mohammed Hani)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua orang Amerika telah dibebaskan dari penahanan di Yaman setelah 240 loyalis pemberontak Houthi di negara itu diizinkan meninggalkan Oman untuk kembali ke rumah mereka di Yaman. Barter tawanan itu melibatkan Arab Saudi dan Oman.

Gedung Putih mengumumkan pembebasan warga AS Sandra Loli dan Mikael Gidada pada Rabu (14/10). "Keduanya telah ditawan pemberontak Houthi yang didukung Iran yang menguasai sebagian besar Yaman termasuk ibukotanya Sanaa," pernyataan Gedung Putih dilansir media AS, VOA.

Pemberontak juga mengirim kembali jasad orang Amerika ketiga, Bilal Fateen, kata Gedung Putih, tanpa menjelaskan keadaan bagaimana dia meninggal.

Baca juga : Naik 5.810, Kasus Sembuh Cetak Rekor Lagi

Robert O'Brien, penasihat keamanan nasional AS, tidak menjelaskan detil pertukaran tawanan tersebut. Ia berterima kasih kepada Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan Sultan Oman Haitham bin Tariq Al Said. Sekitar 200 loyalis Houthi, tiba di Sanaa, Kamis (15/10/2020).

"Kami mengapresiasi upaya mereka untuk menjamin pembebasan warga negara kami, Presiden Donald Trump memprioritaskan pengamanan pembebasan dan pemulangan orang Amerika yang disandera di luar negeri," kata O'Brien dalam sebuah pernyataan dilansir Associated Press.

“Kami tidak akan beristirahat sampai mereka yang ditahan berada di rumah bersama orang yang mereka cintai,” sambungnya.

Baca juga : Belanja Dengan Digital Loyalty Dapat Hadiah

Para pejabat Saudi dikabarkan enggan mendukung kesepakatan pertukaran itu karena akan memungkinkan puluhan militan Houthi yang dilatih menggunakan drone dan rudal canggih untuk kembali ke zona pertempuran.

Mohamed Abdel-Salam, juru bicara pemberontak Houthi yang didukung Iran, juga mengonfirmasi, sekitar 240 pemberontak kembali ke Sanaa dalam dua penerbangan dari Oman. Di antara mereka yang kembali adalah pemberontak yang terluka yang melakukan perjalanan ke Muscat selama pembicaraan damai di Swedia dua tahun lalu

Trump, yang berjuang dalam pemungutan suara menjelang pemilihan 3 November, telah menyoroti upaya untuk membebaskan sandera dan menghukum para penyandera. Sedikit yang diketahui tentang orang Amerika yang ditahan di Yaman sampai pengumuman pembebebasan mereka.

Baca juga : Kim Jong Un Doakan Trump Lekas Sembuh

Kash Patel, wakil asisten Trump yang menangani kesepakatan itu, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa Loli telah ditahan Houthi sekitar tiga tahun dan Gidada ditahan selama sekitar satu tahun.

Seperti diketahui, Yaman jatuh ke dalam kekacauan dan perang saudara ketika pemberontak Houthi mengambil alih Sanaa pada 2014 dari pemerintah yang diakui secara internasional. Koalisi pimpinan Saudi yang bersekutu dengan pemerintah telah memerangi pemberontak Houthi sejak Maret 2015.

Perang di Yaman telah melahirkan krisis kemanusiaan, menyebabkan jutaan orang menderita kekurangan makanan dan medis. Perang juga telah menewaskan lebih dari 112.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.