Dark/Light Mode

Ulurkan Tangan Untuk Penduduk Muslim

PM Selandia Baru: Banyak Cinta Untuk Saudara-Saudara Muslim

Sabtu, 16 Maret 2019 17:17 WIB
Warga Christchurch tampak bersimpati dengan warga muslim usai tragedi penembakan di Masjid Al Noor, Jumat (15/3). (Foto: AP)
Warga Christchurch tampak bersimpati dengan warga muslim usai tragedi penembakan di Masjid Al Noor, Jumat (15/3). (Foto: AP)

 Sebelumnya 
Dua tersangka bersenjata lainnya ditahan Jumat. Polisi berusaha menentukan peran yang mereka mainkan dalam serangan berdarah dingin yang mengejutkan Selandia Baru itu. Selandia Baru dikenal sebuah negara yang begitu damai sehingga petugas kepolisian pun jarang membawa senjata.

Kerabat Tarrant di kota Australia, Grafton, di New South Wales, menghubungi polisi setelah mengetahui penembakan itu dan membantu penyelidikan, kata pihak berwenang setempat. Tarrant telah menghabiskan sedikit waktu di Australia dalam empat tahun terakhir dan hanya mencatat pelanggaran lalu lintas kecil.

Baca juga : Stop Dan Hapus Video Yang Timbulkan Ketakutan

Komisaris Polisi Mike Bush membenarkan Tarrant terlibat dalam kedua penembakan itu tetapi tidak mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya penembak. Selama sidang Sabtu pagi, seorang pria yang tidak di pengadilan dituduh menggunakan tulisan-tulisan untuk menghasut kebencian terhadap ras atau etnis, tetapi tidak jelas apakah kasusnya terkait dengan serangan masjid.

“Kami tampaknya terutama berurusan dengan satu pelaku utama, tetapi kami ingin memastikan bahwa kami tidak menerima begitu saja dalam memastikan keselamatan warga Selandia Baru,” kata Ardern. Selandia Baru, dengan populasi 5 juta, memiliki undang-undang senjata yang relatif longgar dan diperkirakan 1,5 juta senjata api, atau kira-kira satu untuk setiap tiga orang. Tetapi ia memiliki salah satu tingkat pembunuhan senjata terendah di dunia. Pada 2015, jumlahnya hanya delapan.

Baca juga : Kecolongan, Selandia Mau Reformasi UU Senjata

Ardern mengatakan Tarrant adalah pemilik senjata berlisensi yang membeli lima senjata yang digunakan dalam kejahatan secara legal. “Aku bisa memberitahumu satu hal sekarang, undang-undang senjata kita akan berubah,” tegas Ardern.
Dia tidak menawarkan terlalu banyak detail, tetapi mengatakan larangan senjata semi-otomatis akan diperhatikan. Negara tetangga Australia itu sebenarnya telah melarang senapan semi-otomatis dari kepemilikan pribadi sejak seorang pria bersenjata sendirian menewaskan 35 orang dengan senapan serbu pada tahun 1996.

Sebelum serangan hari Jumat, penembakan paling mematikan Selandia Baru dalam sejarah modern terjadi pada tahun 1990 di kota kecil Aramoana, di mana seorang pria bersenjata menewaskan 13 orang setelah berselisih dengan tetangganya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.