Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Australia Dan China Bersitegang

Selandia Baru Jadi Juru Damai Panda Vs Kanguru

Rabu, 16 Desember 2020 06:10 WIB
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta. (Bianca De Marchi/AFP)
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta. (Bianca De Marchi/AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan ini, hubungan Australia dengan China, tegang. Selandia Baru siap mendinginkan panasnya hubungan kedua negara tersebut.

Niat itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru Nanaia Mahuta. Dikutip Reuters, Mahuta menyatakan, negaranya siap membantu proses perundingan kedua negara tersebut.

Mahuta, yang merupakan warga asli Selandia Baru dari Suku Maori ini mengatakan, menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia-Pacific Economy Cooperation/APEC) tahun depan, menjadi kesempatan bagi Selandia Baru untuk membawa China dan Australia ke meja perundingan.

Menurutnya, peluang Selandia Baru mengubah situasi sangat terbuka. Asalkan, kedua belah pihak bersedia berunding. Termasuk, saling terbuka mengenai beberapa isu. Di mana kedua negara itu saling bertentangan.

Hubungan Negeri Kanguru dan Negeri Panda awalnya memburuk, karena campur tangan asing dan Undang-Undang investasi di Australia.

Selain itu, Australia juga menyerukan sejumlah pihak untuk menyelidiki asal-usul Virus Corona. Ditambah lagi adanya pemblokiran China pada ekspor Australia.

Baca juga : Bamsoet: Jangan Beri Ruang Spekulasi Jual-Beli Vaksin Corona

Ketegangan makin memburuk bulan lalu. Setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China memposting gambar yang dimanipulasi secara digital.

Dalam gambar itu, terlihat seorang tentara Australia memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afghanistan.

Selandia Baru menyuarakan keprihatinan pada China atas penggunaan gambar tersebut.

Menurut Mahuta, diplomasi Twitter tidak dapat dicapai jika disinformasi dipromosikan melalui media sosial.

Kata dia, harus ada ruang untuk kembali ke diplomasi yang telah ada sebelumnya. Yaitu dialog dan memastikan pintu terbuka.

Mahuta juga baru-baru ini bergabung dengan rekan-rekan dari mitra intelijen Five Eyes, yang terdiri dari Australia, Kanada, Inggris dan Amerika Serikat (AS). Mereka mengutuk tindakan China terhadap legislator di Hong Kong.

Baca juga : ASEAN Diminta Jadi Juru Damai Konflik Korea

Kecaman itu membuat China meradang. Beijing memperingatkan aliansi Barat dengan menggunakan istilah “mencolok mata keluar”.

Sama seperti Australia, Selandia Baru memiliki hubungan perdagangan yang besar dengan China.

Tetapi di bawah pemerintahan Perdana Menteri Jacinda A Ardern, yang memenangkan masa jabatan kedua Oktober lalu, mereka mengkritik pemberian pinjaman China pada negara-negara kecil di Pasifik.

Selandia baru juga menyuarakan kekhawatiran tentang Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Negeri Kiwi itu juga mendukung partisipasi Taiwan di Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Alexander Gillespie, Profesor Hukum di Universitas Waikato, Selandia Baru, mengatakan, Selandia Baru masih berada di posisi yang tepat untuk menengahi ketegangan. Meski tidak ada jaminan kedua belah pihak duduk dan berbicara dengan tenang, akan berhasil.

“Ini akan jadi jalan yang sangat, sangat panjang di depan. Tapi akan menuju ke arah yang berbeda dengan yang kita tuju saat ini,” kata Gillespie.

Baca juga : Kelurahan Cengkareng Timur Jadi Proyek Rintisan Kampung Tangguh

Mahuta juga menyoroti istilah di negaranya, “whakapapa” Selandia Baru. Yang berarti, hubungan kekerabatan yang kembali ke wilayah Asia.

“Itu memungkinkan kami untuk mengarahkan hubungan dengan China yang sedikit berbeda dari negara lain,” katanya.

Mahuta adalah salah satu kejutan Ardern dalam jajaran kabinetnya yang berasal dari berbagai latar belakang. Sebagai warga Suku Maori, Mahuta juga mentato wajahnya. Dalam istilah Maori disebut Moko Kauae.

Posisi Mahuta sebagai Menlu adalah peluang untuk menciptakan jenis dialog yang berbeda dalam urusan luar negeri.

Dia juga telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah diplomat wanita dari negara lain. Terutama soal masalah umum. Seperti peran wanita dalam masyarakat,
kesetaraan gender dan lingkungan. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.