Dark/Light Mode

Dihantui Kudeta Militer, Politik Burma Panas Lagi

Sabtu, 30 Januari 2021 05:11 WIB
Aung San Suu Kyi berdiri di tengah anggota Parlemen Myanmar dari Partai NLD. (Foto : Reuters)
Aung San Suu Kyi berdiri di tengah anggota Parlemen Myanmar dari Partai NLD. (Foto : Reuters)

 Sebelumnya 
Myo Nyunt menjelaskan, mereka mencoba mengantisipasi ketegangan yang bisa timbul akibat mengubah Konstitusi. “Kami memang khawatir. Tapi itu tidak terlalu signifikan,” katanya, dikutip Reuters, kemarin.

Dia juga mengatakan, saat ini batalion polisi ditempatkan di Kota Naypyitaw, menyusul adanya laporan bahwa pengunjuk rasa berkumpul di Ibu Kota Myanmar tersebut. Tapi, lanjutnya, jika terjadi kudeta, NLD tidak akan meresponsnya dengan keras.

Baca juga : Puluhan Roket Hujani Pangkalan Militer AS di Baghdad

Anggota parlemen NLD Zin Mar Aung mengatakan, polisi sedang berpatroli di kompleks parlemen. Semua pihak diminta waspada. “Kami tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa,” katanya.

Terkait konflik itu, para pemimpin agama dan politik men­desak kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan secara damai. Pendeta Dr. Hkalam Sam­son, pemimpin komunitas dari et­nis minoritas Kachin mengatakan, semua pihak harus bekerja sama untuk mencapai perdamaian dan untuk membangun sistem federal yang demokratis. “Kudeta adalah kata pahit yang tidak ingin kami dengar,” katanya.

Baca juga : Trump Kelar, Pemimpin Palestina Lega

Sementara penulis dan seja­rawan Thant Myint-Umengata­kan via Twitter, negara sedang menuju krisis konstitusional. Menurutnya, tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti apa yang mungkin terjadi selama tiga hari ke depan. “Kemungkinan besar Myanmar sedang menuju krisis konstitusional yang paling akut sejak penghapusan junta mi­liter lama pada 2010,” katanya.

Seorang pemimpin pemuda NLD yang meminta tidak disebut­kan namanya mengatakan, banyak orang benar-benar takut kembali ke pemerintahan militer. Menurutnya, pemimpin militer sudah jauh lebih kaya dan berkuasa daripada yang dibutuhkan siapapun. “Setidaknya kekayaan mereka makin banyak, tapi semua itu masih belum cu­kup,” katanya. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.