Dark/Light Mode

Junta Burma Dibombardir Sanksi AS, Inggris Dan UE

Rabu, 24 Februari 2021 05:05 WIB
Massa berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Myanmar. (Foto : Twitter @dvdburmese).
Massa berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Myanmar. (Foto : Twitter @dvdburmese).

 Sebelumnya 
Terpisah, Menteri Luar Negeri Kanada Marc Garneau mengata­kan, negaranya akan menjatuh­kan sanksi kepada sembilan pejabat militer Myanmar.

Pemerintah Kanada mengang­gap kudeta memicu penahanan besar-besaran, kekerasan dan pengekangan praktik demokrasi di Myanmar.

Para menteri luar negeri UE juga sepakat menjatuhkan sanksi pada militer Myanmar atas kude­ta. Sanksi ini dikeluarkan bersama sanksi kepada sejumlah pejabat Rusia yang terlibat memenjarakan kritikus Rusia, Alexey Navalny.

Baca juga : Wartawan Bisa Dapat Vaksin Covid, Ini Syaratnya

Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan, meski menjatuhkan sanksi kepada militer Myanmar, UE tidak akan mengekang hubungan perdagangan dengan negara itu, karena dapat menimpa masyarakat.

“Kami mengambil kesepakatan politik untuk menerapkan sanksi yang menargetkan mili­ter,” kata Borrell.

Dia menambahkan, semua dukungan keuangan langsung dari sistem pembangunan untuk program reformasi Pemerintah akan ditahan.

Baca juga : Dicariin Polisi, Pria Inggris Ngumpet Di Kamar Mandi Pacar

KBRI Yangon Didemo

Gedung Kedutaan Besar Re­publik Indonesia (KBRI) di Yangon digeruduk massa anti­kudeta Myanmar, kemarin.

Massa mengepung gedung KBRI Yangon usai mendengar kabar bahwa Indonesia bersama sejumlah negara anggota ASEAN mendukung pemilihan umum yang diajukan pemerin­tahan junta.

Baca juga : Gandeng Grab, Bank Mandiri Sediakan Akses Keuangan UMKM

“Protes telah berlangsung di Kedubes Indonesia di Yangon pagi ini, menyusul laporan yang muncul bahwa negara (RI) tengah membujuk negara ASEAN lain untuk mendukung pemilu baru yang diserukan junta militer ilegal,” cuit Hin Zaw, jurnalis Al Jazeera yang merupakan eks ko­responden Reuters di Myanmar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.