Dark/Light Mode

Junta Burma Dibombardir Sanksi AS, Inggris Dan UE

Rabu, 24 Februari 2021 05:05 WIB
Massa berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Myanmar. (Foto : Twitter @dvdburmese).
Massa berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon, Myanmar. (Foto : Twitter @dvdburmese).

 Sebelumnya 
Sejumlah foto pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi, yang masih ditahan militer juga turut terpampang dalam demonstrasi tersebut. “Kami tidak butuh pemilu baru!” seru para pedemo di depan Kedubes RI.

“Kami ingin Pemerintah yang telah kami pilih KEMBALI. Hormati suara kami!” bunyi spanduk lainnya.

Menanggapi situasi ini, Ke­menterian Luar Negeri (Kemlu) memastikan Indonesia tidak mendukung digelarnya pemilu baru di Myanmar.

Baca juga : Wartawan Bisa Dapat Vaksin Covid, Ini Syaratnya

Keterangan tersebut disampai­kan Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, merespons artikel kantor berita Inggris, Reuters.

Dalam artikel itu disebutkan, Menteri Luar Negeri Retno Mar­sudi mendorong adanya rencana aksi ASEAN mengirim peninjau untuk memastikan junta militer menggelar pemilu dengan adil.

Menurut Faizasyah, pemberi­taan Reuters tidak benar. Sampai saat ini, Pemerintah Indonesia tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti yang tertuang di artikel tersebut.

Baca juga : Dicariin Polisi, Pria Inggris Ngumpet Di Kamar Mandi Pacar

“Terlalu dini kalau disebut rencana aksi yang salah satunya menyebutkan seakan-akan mendukung adanya proses pemilu baru di Myanmar,” tegas Faizasyah dalam keterangan pers virtual Kemlu.

“Itu sama sekali bukan posisi Indonesia. Karena yang ingin kita garis bawahi, bagaimana kita men­cari penyelesaian damai di Myan­mar yang bersifat proses politik demokrasi inklusif yang melibat­kan semua pihak,” jelasnya.

Seperti diketahui, krisis di Myanmar terjadi sejak 1 Feb­ruari 2021. Saat itu, militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil.

Baca juga : Gandeng Grab, Bank Mandiri Sediakan Akses Keuangan UMKM

Usai kudeta, militer member­lakukan kondisi darurat. Warga Myanmar merespons dengan menggelar unjuk rasa besar setiap hari dan mogok massal. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.