Dark/Light Mode

Hadapi Ancaman China

Taiwan Produksi Rudal Jarak Jauh

Jumat, 26 Maret 2021 05:10 WIB
Ilustrasi.(Foto : Istockphoto/Aapsky).
Ilustrasi.(Foto : Istockphoto/Aapsky).

 Sebelumnya 
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan kunjungan ke markas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia. Dalam pertemuan itu, ia menga­takan, AS tidak akan memaksa anggota NATO memihak Wash­ington atau Beijing. Namun Blinken mengingatkan, negara-negara Barat perlu menunjukkan kekuatan demokrasi yang jauh lebih kuat dari kekuatan apapun.

“Amerika Serikat tidak akan memaksa sekutu mengambil pilihan ‘kami-atau-mereka’ dengan China,” ujar Blinken, dalam perjalanan perdananya ke Eropa, Rabu (24/4) waktu setempat atau Kamis (25/4).

“Ada perdebatan mendasar yang sedang berlangsung tentang apakah demokrasi atau otokrasi menawarkan jalan terbaik. Na­mun terserah kita untuk bersatu dan menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi adalah jawa­bannya,” sambung Blinken.

Baca juga : Takut Nikah Karena Bumi Sudah Hancur

Uni Eropa, yang dipimpin Prancis, menginginkan terbe­bas dari dominasi AS, sekutu selama lebih dari tujuh dekade. Sedangkan Spanyol dan Belanda mendesak blok tersebut menjaga ekonominya tetap terbuka sambil mencari “otonomi strategis”.

Saat AS dan China bersaing memperebutkan supremasi di berbagai bidang, mulai dari mobil listrik hingga biomedis, Blinken juga menuding Beijing merusak tatanan perdagangan internasional yang dibangun AS dan sekutunya setelah Perang Dunia Kedua.

“Mereka secara aktif bekerja untuk melemahkan aturan sistem internasional dan nilai-nilai yang kami dan sekutu kami miliki. “Jika kita bekerja sama untuk mewujud­kan visi positif kami untuk tatanan internasional, kami yakin, kita dapat mengalahkan China di per­saingan apapun,” kata Blinken.

Baca juga : Teten Ajak Masyarakat Borong Produk Unggulan Jabar

Namun China menyangkal melakukan berbagai tuduhan AS dan mengatakan menghormati aturan global yang ditegakkan Or­ganisasi Perdagangan Dunia dan Dana Moneter Internasional.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan di akun sosial media mereka bahwa AS, Ing­gris dan Kanada hanya mewakili 5,7 persen populasi dunia. “Mereka tidak dapat mewakili Komunitas internasional,” kicau Kemlu China, Rabu (24/3).

AS, UE, Inggris dan Kanada menjatuhkan sanksi pada pejabat China pada Senin (22/3), yang menuduh mereka melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang. Ini merupakan sanksi pertama untuk China di masa pemerin­tahan Presiden AS Joe Biden. Tindakan ini dibalas Beijing dengan tindakan hukuman yang lebih luas terhadap UE. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.