Dark/Light Mode

Dubes Belanda Lambert Grijns, Bicara Soal Atasi Stunting Dan Pernikahan Dini

Rabu, 1 September 2021 07:59 WIB
Dubes Belanda untuk Republik Indonesia Lambert Grijns acara virtual Ambassador Talks with the Embassy of the Kingdom of the Netherland yang terpantau daring di Jakarta, Kamis (26/8). (Foto: Antara)
Dubes Belanda untuk Republik Indonesia Lambert Grijns acara virtual Ambassador Talks with the Embassy of the Kingdom of the Netherland yang terpantau daring di Jakarta, Kamis (26/8). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Untuk menghadapi masalah itu, kata dia, Pemerintah perlu memberikan informasi-informasi seputar kehamilan, hubungan seksual, pentingnya jarak keha mil an dan Keluarga Berencana (KB), mulai dari tingkat bawah, yak ni melalui Puskesmas dan bidan.

Dia menambahkan, Pemerintah juga perlu memasukkan informasi-informasi terkait kese hatan reproduksi, melalui media yang ada. Atau dimasukkan ke materi pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Baca juga : Dubes Kamapradipta Ismono, Bahas Kerja Sama Dengan Raja Gustaf

Di negaranya, materi itu dimasukkan ke dalam sistem pendidikan. “Mengenai kesehatan seksual, reproduksi. Ini bagian kurikulum pendidikan kami,” katanya.

Selanjutnya, ia menyarankan Pemerintah untuk aktif melakukan kegiatan dengan sejumlah organisasi non pemerintah (NGO) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tujuannya, untuk menggalakkan edukasi seputar bahaya menikah muda, dan akibat anak lahir stunting.

Baca juga : Lili Pintauli Disanksi Potong Gaji 40 Persen Selama Setahun

Pada kesempatan itu, Dubes Indonesia untuk Belanda Mayerfas mengatakan, dia mendukung kerja sama kedua negara dalam menekan angka stunting.

Mayerfas mengatakan, selain memiliki berbagi latar belakang sejarah, Belanda juga merupakan salah satu negara yang terdepan dalam teknologi kesehatan. “Pengetahuan atau solusi perawatan kesehatan terpadu ini, memberikan potensi besar untuk mempromosikan kemitraan inovatif di sektor yang diselenggarakan dengan Indonesia. Termasuk intervensi kesehatan yang diperlukan untuk mengatasi stunting,” kata dia.

Baca juga : Bruno Fernandes, Bisa Bawa Pulang Bola Pertandingan

Pada November 2018, lanjut Mayerfas, Indonesia dan Belanda telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mempromosikan perusahaan kesehatan bilateral. MoU itu dapat dijadikan sebagai wadah untuk membahas stunting dan kesehatan reproduksi.

“Melalui mekanisme penggabungan kelompok kerja kesehatan, kedua negara dapat mengelaborasi kepentingan bersama dan potensi kerja sama antara Indonesia dan Belanda,” pungkas Mayerfas. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.