Dark/Light Mode

Dukungan Makin Terjun Bebas

PM Jepang Pamitan

Sabtu, 4 September 2021 06:20 WIB
Pengumuman mengejutkan pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bersama dengan peringkat persetujuan pada titik terendah sepanjang masa atas penanganan pemerintahnya terhadap tanggapan terhadap pandemi Covid-19. (Foto: AFP)
Pengumuman mengejutkan pengunduran diri Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bersama dengan peringkat persetujuan pada titik terendah sepanjang masa atas penanganan pemerintahnya terhadap tanggapan terhadap pandemi Covid-19. (Foto: AFP)

 Sebelumnya 
Selama sekian lama, Jepang kerap dipimpin PM dengan masa jabatan singkat. Hanya Abe yang menjabat PM Jepang dengan masa jabatan paling lama, dela­pan tahun. Sejak masa jabatan Abe yang pertama periode 2006-2007, total sudah ada enam PM yang memimpin Jepang.

Mundurnya Suga dari pen­calonan, membuat sejumlah to­koh berpeluang menggantikannya. Salah satu yang jadi favorit adalah Fumio Kishida, mantan Menteri Luar Negeri Jepang. Sebelumnya, Kishida kerap mengkritik penanganan Covid-19 yang dilakukan Suga. Dia juga mendesak paket stimulus untuk memerangi pandemi.

Baca juga : Peringkat Dukungan Di Bawah 30 Persen, PM Jepang Yoshihide Suga Siap-siap Mundur

“Kishida adalah calon teratas untuk saat ini. Tapi, tak ada ja­minan dia menang,” kata Koichi Nakano, Profesor Ilmu Politik di Universitas Sophia.

Nakano mengatakan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yang populer Taro Kono, juga

Baca juga : Dukung UMKM Maju Saat Pandemi, Ibas Salurkan BPUM

 dapat mencalonkan diri. Eks Menteri Pertahanan Jepang Shigeru Ishiba juga dapat men­calonkan diri.

Anggota LDP akar rumput akan memilih bersama dengan anggota parlemen partai. Sehingga mem­buat hasil pemilihan pemimpin partai lebih sulit diprediksi. Anggota parlemen pemula disebut takut kehilangan kursi mereka. Jadi mereka akan lebih mengikuti perintah tokoh senior.

Baca juga : Kembangkan Energi Terbarukan, Brantas Abipraya Gandeng SMI

Citra Suga sebagai operator politik cerdas yang mampu mendorong reformasi dan menghadapi birokrasi yang kolot, mem­buatnya mendapat dukunganpartai hingga 74 persen. Di awal masa jabatannya, dia melontarkan janji-janji populis. Seperti tarif telepon seluler yang lebih rendah. Juga asuransi untuk perawatan kesuburan disambut baik.

Tetapi penundaannya dalam menghentikan program perjalanandomestik “Go To” menurut pa­ra ahli kemungkinan berperan menyebarkan virus Corona. Langkah telatnya telah membuat masyarakat terpukul. Padahal, masyarakat telah lelah dengan keadaan darurat yang tentunya merugikan bisnis. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.