Dark/Light Mode

Polisi Geledah Rumah Pelaku Tragedi Iwasaki

Rabu, 29 Mei 2019 12:46 WIB
Warga berdoa untuk korban penikaman di Iwasaki, Jepang.
Warga berdoa untuk korban penikaman di Iwasaki, Jepang.

RM.id  Rakyat Merdeka - Polisi tadi pagi menggeledah rumah pria yang menjadi pelaku penikaman di kota Kawasaki. Insiden penikaman yang menewaskan dua orang, termasuk seorang anak, itu terjadi Selasa (28/5). Penyerang diidentifikasi polisi sebagai Ryuichi Iwasaki (51). Dia tewas setelah menusuk lehernya usai menyerang belasan orang. Hingga kini motif pelaku masih belum diketahui.

Polisi menggeledah rumah Iwasaki yang tidak jauh dari lokasi serangan. Penyiar publik NHK melaporkan, polisi mengambil beberapa barang dari dalam rumah. Menurut media setempat, Iwasaki hidup dengan kerabatnya yang berusia 80-an, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pekerjaan Iwasaki juga tidak diketahui hingga saat ini. Polisi belum mengomentari soal penyelidikan yang tengah berlangsung dan menolak memberi informasi soal pelaku. Serangan di kota selatan Tokyo pada Selasa pagi itu menewaskan dua orang, yakni siswi berusia 11 tahun bernama Hanako Kuribayashi serta pria berusia 39 tahun yang diidentifikasi sebagai pejabat pemerintah Satoshi Oyama, seorang spesialis Myanmar. Insiden itu melukai lebih dari 17 orang, kebanyakan anak-anak.

Baca juga : Pertamina Tambah Penyaluran Elpiji di Bengkalis

Iwasaki berjalan diam-diam di belakang para murid Caritas Gakuen yang sedang menunggu bus sekolah dan mulai menyerang mereka secara acak dengan menggunakan pisau di kedua tangan. Dia lalu menusuk dirinya sendiri di bagian leher. Polisi menyebut serangan itu terjadi dalam waktu kurang dari 20 detik; dan dua pisau tambahan ditemukan di dalam ransel pelaku yang dia tinggalkan di toko terdekat.

Tetapi pada hari Rabu pagi, beberapa detail telah muncul tentang penyerang. Tetangga mengatakan, tidak tahu banyak tentang pria itu. Seorang tetangga wanita mengatakan, Iwasaki telah mengucapkan selamat pagi padanya selama 40 menit sebelum melakukan serangan.Wanita itu menggambarkan situasi itu tidak biasa.

Baca juga : Revisi HPP Gabah Harus Disertai Pengendalian Pasok

Seorang pria yang mengidentifikasi dirinya guru Iwasaki di sekolah menengah pertama, ketika tersangka berusia sekitar 14 tahun. Menurutnya, Iwasaki bukan tipe anak yang menonjol. "Dia dan teman-temannya main dorong-dorongan tetapi dia tidak menyerang siapa pun dengan keras," kata guru itu.

Setelah serangan itu, pemerintah Jepang mengatakan akan meninjau langkah-langkah untuk memastikan keselamatan anak-anak yang bepergian ke dan dari sekolah.

Baca juga : Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan Tingkat Menteri Bahas Anti-Mikroba

Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat kejahatan kekerasan paling rendah. Bahkan anak-anak yang masih kecil dapat menggunakan transportasi umum sendirian untuk pergi ke dan dari sekolah.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.