Dark/Light Mode

Balitbang dan Inovasi KLHK Gelar Festival Riset Hutan Tropis dan Lingkungan Hidup

Rabu, 14 Agustus 2019 10:20 WIB
Festival Riset Hutan Tropis dan Lingkungan Hidup (Festival Tropical Forestry and Environment Research) di Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (13/8). (Foto: Istimewa).
Festival Riset Hutan Tropis dan Lingkungan Hidup (Festival Tropical Forestry and Environment Research) di Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (13/8). (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
“Sesuai dengan tema hari Kemerdakaan Republik Indonesia ke-74 ini yaitu SDM Unggul, Indonesia Maju, sudah sepatutnya Badan Litbang dan Inovasi mempersiapkan SDM yang terampil dan handal. Dalam menghadapi Industri 4.0 sangat diperlukan keilmuan yang sangat kompleks atau multi disiplin SDM dari seluruh komponen, khususnya para peneliti,” tegas Menteri Siti.

Dia menambahkan, Badan Litbang dan Inovasi, harus melakukan perubahan untuk dapat beradaptasi terhadap Industri 4.0. Seperti diketahui, Industri 4.0 akan menggunakan anggaran produksi dengan informasi teknologi agar produksi dilakukan secara efisien dan efektif sehingga memiliki nilai tambah tinggi, produktivitas tinggi, dan murah.

“Terkait daya saing iptek dan inovasi, Badan Litbang dan Inovasi meiliki peran utama untuk menghasilkan pengetahuan melalui percobaan, pengujian, dan analisis. Hasil-hasil penelitian berupa pengetahuan tersebut kemudian direproduksi berupa replikasi-replikasi pengetahuan,” jelasnya.

Baca juga : KLHK Bantah Pernyataan Greenpeace Soal Deforestasi Indonesia Buruk

Dinamika persoalan LHK saat ini kental dengan ragam kepentingan; tidak cukup lagi dijawab dengan pilar pembangunan pengetahuan positivistik. Aliran positivistik membangun pengetahuan  dengan  asumsi  bahwa  pengetahuan  tersebut  telah  ada  (given).

“Pendekatan baru yang diambil oleh Badan Litbang dan Inovasi adalah bergerak pada aliran konstruktivistik. Untuk memperoleh pengetahuan baru, maka cara-cara untuk memperolehnya berasal dari proses-proses pertukaran dan perdebatan pengetahuan- pengetahuan yang dimiliki, baik dari hasil penelitian maupun pengetahuan yang telah ada,” ulasnya.

Melalui pembangunan budaya perdebatan (kontestasi) pengetahuan, maka pengetahuan mampu menarasikan isu-isu dominan, mensirkulasikan argumen-argumen, menghistorikan isu-isu (stories) dan tidak dihistorikan (non-stories) serta membangun histori balasan (counter-stories).

Baca juga : Negara Apresiasi Masyarakat Hukum Adat

Pengetahuan menjadi sarang instrumen pengarusan isu. Pengetahuan memiliki kemampuan membingkai isu.

“Pembingkaian isu merupakan cara pembatasan (boundaries) mengenai masalah, bagaimana masalah didefinisikan, dan apa yang dipertimbangkan (included) serta apa yang dinegasikan (excluded),” ujarnya.

Menteri Siti berharap, acara media dialog Festival Tropical Forestry and Environment Research dapat membuat membuat eksistensi Badan Penelitian, Pengembangan dan lnovasi menjadi penting dalam kerja operasional organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca juga : KLHK dan Gojek Kolaborasi Pengurangan Sampah Plastik

“Terutama dalam menjawab tantangan permasalahan yang ada. Sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada para pihak bahwa hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi memberikan dampak nyata dalam kelestarian lingkungan hidup dan kehutanan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengapresiasi gelaran Festival Riset Hutan Tropis dan Lingkungan Hidup. “Saya menyambut baik digelarnya festival ini,” ujarnya. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.