Dark/Light Mode

Antara Pluralitas Dan Heterogenitas (2)

Kamis, 31 Maret 2022 06:36 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dialektika nasionalisme Hegel dapat dijadikan contoh nasionalisme tertutup, karena menganggap kekuatan dari luar sebagai ancaman dan memperlakukan­nya sebagai “imigran asing” yang harus dimata-matai. Akibanya, ketegangan konseptual selalu mewarnai ruang pub­lik. Rezim politik paruh pertama Orde Baru yang membentuk berbagai perang­kap pengaman nasionalisme, seperti Kopkamtib, Bakin, dan semacamnya.

Baca juga : Antara Pluralitas Dan Heterogenitas (1)

Pluralitas masyarakat Indonesia diikat oleh ikatan lahir dab batin. Secara lahir, kita berada di dalam sebuah gugusan kepulauan yang diikat oleh sebuah wadah bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan secara batin diikat oleh persamaan sejarah yang cukup panjang, sebagai wilayah yang pernah dijajah oleh asing, lalu sama-sama berjuang dengan segala macam pengorbanan hingga meraih kemerdekaan. Faktor agama juga ikut mempererat hubungan akrab satu sama lain. Meskipun agama berbeda-beda dianut oleh pemeluknya, tetapi masing-masing agama menganjurkan pemeluknya untuk hidup rukun damai di dalam wadah NKRI. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.