Dark/Light Mode

Tantangan Terberat Pemerintahan Jokowi Jilid Ke-2

Kamis, 4 Juli 2019 12:37 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Radikal tidaknya rumah ibadah diukur dari pendapat khatib yang tidak setuju tindakan intoleran tapi memakluminya. Dari hasil penelitian P3M, ada 17 masjid yang tingkat radikalnya sangat tinggi dengan menyebarkan sikap setuju dengan tindakan intoleransi dan ide-ide khilafah atau pendirian negara Islam.

“Bukan hanya setuju gagasan radikal tapi juga memprovokasi umat agar melakukan hal sama agar ikut berjuang mendirikan Hizbut Tahrir atau khilafah Islamiyah,” ungkap Agus, Ketua Dewan Pengawas P3M.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pernah mengingatkan bangsa ini bahwa ancaman terbesar Indonesia adalah berperang melawan paham asing yang bertentangan dengan Pancasila.

Baca juga : Diuji, Kenegarawanan Prabowo Subianto

“Sekarang kita sedang berperang dengan pencucian otak. Makanya Pancasila harus dijadikan mindset,” kata Ryamizard di hadapan ribuan mahasiswa satu PTN pada 4 Agustus 2017.

Paham asing itu tidak bisa dihadapi dengan senjata canggih. Sebab, paham itu sebagai bentuk pencucian otak yang mau mengubah ideologi negara.

“Ini menjadi tantangan (Indonesia). Uni Soviet, negara kuat dalam sistem persenjataan. Tapi, dengan perang dingin dan cuci otak, mereka bablas (tercerai berai),” ucapnya.

Baca juga : Peringatan Keras Ryamizard Ryacudu

Baik Badan Intelijen Negara maupun BNPT beberapa kali merilis data tentang pertumbuhan paham radikalisme yang sangat memprihatinkan kita. Radikalisme sudah masuk ke sekolah-sekolah tingkat menengah, bukan hanya di universitas.

Disebutkan oleh BIN, misalnya, tidak kurang 30 persen generasi muda kita setuju dengan pembentukan negara Shariah; bahkan 20 persen diantaranya setuju penggunaan cara-cara kekerasan untuk terwujudnya tujuan itu.

BNPT pernah secara eksplisit menyebutkan nama-nama PTN yang terindikasi kuat menyebarluaskan paham radikalisme di kampus-kampus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.