Dark/Light Mode
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sebelumnya
Penderitaan, rasa sakit, kecewa, malu, menderita, dan tertekan, hanyalah masalah psikologis. Musibah bisa diajak berkompromi. Musibah bisa dijadikan batu loncatan untuk naik lebih tinggi dari tempat semula.
Banyak contoh dalam kehidupan kita, musibah dijadikan sebagai hikmah untuk lebih maju, kreatif, dan berhasil. Jangan memusuhi musibah karena pasti terasa lebih sakit. Jangan memusuhi penyakit karena pasti penyakit itu lebih terasa mendera. Nikmati penderitaan itu, niscaya kadar rasa sakitnya akan berkurang secara signifikan.
Baca juga : Masjid Nabi Untuk Pertunjukan Seni
Demikian pendapat para ahli anastesia. Seorang dokter ahli anastesia di AS pernah meneliti dan berkesimpulan bahwa orang yang beriman tidak pernah merasakan rasa sakit secara maksimum. Hanya orang yang tidak atau kurang beriman merasakan rasa sakit itu secara maksimum.
Jika kita memperdalam penghayatan terhadap musibah, maka sudah barangtentu kita pun akan bersikap arif terhadap musibah itu. Di balik setiap musibah ternyata ada hikmahnya. Bahkan mungkin bisa kita katakan bahwa ”musibah adalah ’surat cinta’ Tuhan kepada hamba-Nya”.
Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (4)
Mungkin ’undangan’ Tuhan berupa kenikmatan tidak mampu menghadirkan kita ke hadirat-Nya, lalu Allah mengundang kita dengan musibah itu.
Hamba yang sejati ialah hamba yang tidak pernah berburuk sangka kepada siapapun, termasuk kepada Allah Swt, dengan kehadiran sebuah musibah. Hamba yang sejati juga tidak pernah sibuk mencari kambing hitam dengan datangnya sebuah musibah, melainkan mereka belajar dan mengambil hikmah di balik mausibah itu.
Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (3)
Allah SWT melukiskan orang seperti ini dengan bahasa indah: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” (kita berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya)”. (Q.S. Al-Baqarah/2:156). ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.