Dark/Light Mode

Menghemat Politik Identitas (14)

Kebhinnekaan Adalah Rahmat

Minggu, 28 Agustus 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Ironisnya, tidak jarang terjadi justru terkadang kelompok mi­noritas yang menyatakan kelompok mayoritas atau mainstream yang sesat. Kelompok pemurni ajaran (puritanisme) seringkali mengklaim diri paling benar dan mereka merasa perlu member­sihkan ajaran agama dari berbagai khurafat dan bid’ah.

Namun kelompok mayoritas yang diobok-obok sering­kali di antaranya tidak menerima serangan pembid’ahan itu karena merasa dirinya berdasar dari sumber ajaran dan dipandu oleh ulama besar. Akibatnya kelompok mayoritas melakukan penyerangan terhadap kelompok minoritas.

Baca juga : Melindungi Kebebasan Beragama Dan Berkeyakinan

Sesungguhnya kasus seperti tersebut di atas bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara mayoritas muslim lain juga sering ditemukan. Penyerangan aliran yang dianggap “sesat” oleh majelis ulama seringkali menjadi target. Di antara berbagai golongan saling mengkafirkan dan saling usir-mengusir dan bahkan bunuh-bunuhan lantaran dipicu penafsiran sumber ajaran agama.

Tentu saja kenyataan ini sangat disesalkan, karena mereka sama-sama berpegang kepada kitab suci yang sama tetapi mereka saling bermusuhan satu sama lain.

Baca juga : Merawat Inklusifisme Islam

Di Indonesia yang mengenal motto Bhinneka Tunggal Ika seharusnya konflik horizontal tidak perlu terjadi. Meskipun suku, etnik, agama dengan berbagai aliran dan mazhabnya berbeda-beda, namun persamaan historis sebagai satu bangsa yang pernah mengalami pahit getirnya perjuangan melawan penjajah, membuat perbedaan-perbedaan terse­but ibarat sebuah lukisan yang berwarna-warni, membuat lukisan itu menjadi lebih indah. Nuansa keindonesiaan ini seharusnya mampu melenturkan kelompok-kelompok etnik dan ajaran agam sebagai di Indonesia.

Kita sangat berharap umat Islam lebih siap menerima perbedaan dengan kehadiran kitab sucinya yang mengajarkan kebersamaan dalam perbedaan. Mungkin tidak ada kitab suci seterbuka Al-Qur’an dalam menerima perbedaan. Di sinilah Al-Qur’an menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia yang majemuk. Al-Qur’an diharapkan memberikan tuntu­nan, bagaimana menjalani kehidupan bermartabat dalam suasana perbedaan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.