Dark/Light Mode

Mengenal Isme-isme Kontroversial (6)

Pragmatisme

Kamis, 13 Oktober 2022 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Bahaya pragmatism ini pertama kali dirasakan di dalam urusan keluarga dan rumah tangga.

Atas dasar pandangan pragmatism, seorang anak tidak perlu direpotkan untuk men­gurus orang tuanya yang sudah jompo.

Cukup serahkan saja ke panti-panti jompo untuk mengurusnya. Nanti, dibayar per bulan atau per triwulan atau per semester. Orang tua tidak perlu lagi merepotkan dan menjadi beban.

Baca juga : Siyasah Syar`iyyah

Cukup mengikuti paket pemeliharaan dan perawatan seperti apa yang diinginkan semuanya difasilitasi. Mulai dari paket biasa sampai kepada paket VVIP. Demikian pula terhadap anak-anak yang dis­able (cacat). Cukup orang tua memilihkan paket mana yang akan dibeli, pihak yayasan akan menyesuaikan diri secara profesional.

Padahal, jika kita mau mendengarkan bisikan hati kecil orang tua yang sudah jumpo, tentu salah satu jeritannya adalah yang kami butuhkan bukan hanya perawatan. Lebih dari itu, kami juga butuh untuk mencintai anak dan para cucu.

Hidup terasing di dalam “sangkar emas” merupakan penderitaan tersendiri bagi siapa pun.

Baca juga : Etika Suksesi Dalam Islam

Demikian pula anak-anak disable, yang dibutuhkan bukan hanya pengurusan dan pelayanan dari suster. Tetap, mereka juga mendambakan kehangatan pelukan orang tua kandungnya.

Mereka ingin bercanda dengan saudara-saudaranya seperti anak-anak lain. Bukan untuk diisolasi dan digabungkan dengan para anak-anak cacat lain. Paham pragmatism betul-betul sangat kejam.

Orang tua yang pernah dengan susah payah melahir­kan, merawat, menyekolahkan, dan terus mendoakan anak-anaknya, setelah mereka berhasil dan dirinya sudah jompo, terpaksa harus “diusir” secara halus oleh anak-anaknya.

Baca juga : Sekularisme

Nanti hari-hari minggu, sisa-sisa waktu di long weekend baru sesekali ditengok. Itu pun sekejap karena keterbatasan ruang tamu di rumah jompo.

Sang anak disable, seolah tidak lagi mengenal orang tuanya. Mereka lebih rindu kepada susternya, ketimbang orang tuanya sendiri. Orang tua dan anaknya saja diperlakukan seperti itu, apalagi orang lain? ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.