Dark/Light Mode

Etika Suksesi Dalam Islam

Selasa, 11 Oktober 2022 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilukada baru saja berlangsung dengan baik. Tahun depan, bangsa ini akan melakukan pemilihan Presiden dan anggota legislatif.

Sebagai bangsa yang dipadati oleh umat Islam, ada baiknya kita memperhatikan etika dan akhlak suksesi, dalam lintasan sejarah dunia Islam.

Meskipun Islam tidak membakukan sebuah sistem suksesi kepemimpi­nan, tetapi terdapat sejumlah ayat dan hadis yang dapat dianggap sebagai panduan moral dalam melaksanakan suksesi kepemimpinan.

Mengapa urusan suksesi yang sedemikian penting, tidak diatur secara rinci di dalam Al-Qur’an dan hadis? Nabi pun sepertinya enggan membicarakan urusan suksesi.

Baca juga : Sekularisme

Tidak heran, kalau urusan suksesi selalu menjadi isu kontempo­rer di dalam Islam. Mengapa hal yang sepenting ini tidak mendapatkan perhatian khusus di dalam Islam?

Apakah ini pertanda Islam membuka diri untuk memberikan pen­gakuan kepada berbagai pola suksesi, yang hidup di dalam setiap masyarakat? Atau konsep akhlak berpolitik secara holistik, sudah dianggap cukup dijadikan pedoman suksesi?

Kenyataan dalam lintasan sejarah dunia Islam, pola suksesi tidak pernah seragam, mulai pada masa Nabi dan Sahabat sampai sekarang.

Proses pergantian kepemimpinan Nabi melalui musyawarah terbuka, dihadiri seluruh komponen, baik komponen-komponen golongan Anshar maupun Muhajirin.

Baca juga : Liberalisme

Pergantian Abu Bakar melalui wasiyat, meskipun tidak mengikat. Pergantian Umar melalui formatur. Pergantian Utsman melalui formatur terbatas. Pergantian Ali melalui pengam­bilalihan.

Suksesi-suksesi selanjutnya, kembali lagi seperti pra Islam. Suksesi kepemimpinan dilakukan secara turun temurun, baik oleh dinasti Mu’awiyah maupun dinasti Abbasiyah.

Suksesi secara demokrasi sejati di dalam dunia Islam, diawali dalam era Presiden SBY di Indonesia. Saat itu, seluruh rakyat melakukan pemilihan umum. Memilih secara langsung kepala negaranya.

Al-Qur’an tidak memberikan penjelasan tentang tata cara penentuan pemilihan, dan penetapan pemimpin umat atau kepala pemerintahan.

Baca juga : Terorisme

Rasulullah sendiri juga tidak pernah memberikan wasiat atau petunjuk, tentang proses pergantian kepemimpinan di dalam Islam. Sampai saat-saat terakhir kehidupannya pun, tidak memberikan statement politik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.