Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu fenomena yang dihadapi generasi mendatang ialah Deisme. Deisme (Latin: Deus=Tuhan) sebuah faham yang menolak asumsi agama yang mengatakan bahwa segala kejadian di alam raya ini adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa atau yang maha apapun namanya. Dalam era sains dan teknologi seperti saat ini, Deisme bisa menjadi godaan baru bagi umat beragama.
Kaum yang berpandangan Deisme boleh jadi masih mengakui adanya Tuhan, tetapi otoritasnya tidak seperti yang diasumsikan oleh para tokoh agama bahwa kekuasaan dan otoritas Tuhan meliputi segalanya. Kelompok ini berpendapat, Tuhan mungkin hanya menciptakan alam tetapi setelah itu tidak mengurusinya lagi, karena segalanya berlaku hukum alam. Tuhan tidak lagi mencampuri apapun yang terjadi di alam raya ini. Setelah Tuhan mengadakan alam ini, Ia pergi entah ke mana dan tidak ada lagi kaitannya dengan manusia. Pendapat ini pernah didukung oleh sejumlah teolog Barat pada abad pencerahan, sekitar abad ke-17 dan 18. Di antara tokoh pendukung Deisme, bahkan disebut sebagai “the father of English Deism", yaitu Lord Herbert of Cherbury (1583–1648), yang pernah menulis buku monumental berjudul: De Veritate (1624).
Bedanya ateisme dan agnostisisme ialah, kedua faham ini meniadakan dan ragu akan keberadaan Tuhan, tetapi Deisme mengakui adanya Tuhan, hanya peran-Nya di dalam alam ini mengecil karena kehendak-Nya sendiri seperti itu. Ia menciptakan alam semesta ini sekaligus dengan hukum-hukum alamnya, sehingga tidak perlu Ia mengontrol lagi ciptaan-Nya.
Kelompok Deisme juga mengakui jejak-jejak Tuhan pada setiap makhluk-Nya, tetapi tidak lagi berhubungan dengannya. Deisme berpendapat tidak ada lagi kekuatan supernatural di alam raya, tidak ada lagi wahyu dan bimbingan langsung dari Tuhan kepada manusia, tidak ada wahyu, Nabi, orang suci, dan semacamnya karena Tuhan sudah selesai tugas dan peran-Nya dengan terwujudnya alam ini. Manifestasi Tuhan di alam raya ini hanya bisa dilihat dari hukum kealaman (natural law) yang melekat pada wujud alam.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.