Dark/Light Mode
- Copa America 2024, Kolombia Gasak Paraguay 2-1
- Albania Tersingkir, Tim Matador Juara Grup B Piala Eropa 2024
- SIM Keliling Bogor Selasa 25 Juni, Hadir Di Mitra 10 Sholeh Iskandar
- ASEAN U-16 Boys Championship, Nova Minta Timnas U-16 Kreatif Bangun Serangan
- Pelatih Kosta Rika: Brasil Dihormati, Bukan Ditakuti
![Prof. Tjipta Lesmana Prof. Tjipta Lesmana](https://rm.id/images/penulis/Tjipta-Lesmana.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka -
Oleh: Prof. Tjipta Lesmana
Pengamat Politik Senior
Ketika memperkenalkan Koalisi Perubahan kepada publik Oktober yang lalu, Surya Paloh menyampaikan orasi gegap gempita dihadapan ribuan kader Partai NasDem dan parpol-parpol lain. 3 nama terkenal sekaligus diumumkan juga saat itu sebagai Bakal Calon Presiden Koalisi Perubahan: Anies Baswaden, Gandjar Pranowo dan Jenderal Andika Perkasa.
Baca juga : Dilema Subsidi Pupuk
Segera setelah event gegap gempita itu, Anies langsung tancap gas melancarkan kampanye di berbagai daerah, hingga ke ujung Aceh sana. Rating ex Gubernur Jakarta ini pun — menurut berbagai survai opini — langsung meroket, menduduki peringkat ke-3 hingga ke -5. Luar biasa. Muka Anies pun berseri-seri, ia dan para pendukungnya, juga Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, yakin “jagoannya” bakal jadi RI-1 dalam Pilpres 2024.
Surya Paloh mengklaim sudah puluhan tahun berpolitik di Indonesia; jadi sudah makan asam-garam dan mengenal liku-liku perpolitikan dalam negeri.
Namun, sesungguhnya pengalaman politik Paloh masih “cetek” ! Paling tidak, dia masih kurang piawai membaca perilaku sejumlah politisi besar yang kadang lebih suka menohok sini-sana secara halus!
Surya Paloh rupanya dinilai melangkahi bahkan mencederai wajah RI-1: mencalonkan penggantinya koq enggak pakai permisi dulu! Bukankah pilpres masih lama. Mengumumkan calon presiden dalam kurun waktu masih lama rupanya dianggap sebagai hasrat mendepak sang Kaisar.
Baca juga : Ada Apa Antara Bu Mega Dan Jokowi?
Syahdan, banyak pihak membaca sinyal Jokowi tidak suka dengan cara berpolitik Paloh yang kurang santun. Apa Paloh misalnya tidak sadar bahwa sejumlah kebijakan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI membuat PresidenJokowi tidak senang, bahkan kesal?
Syahdan, sejak Anies berteriak-teriak kampanye di berbagai daerah, hubungan Paloh dan Jokowi makin “panas”. Tentu, panasnya orang Jawa kerapkali tidak bisa dilihat terang-benderang. Budaya high-context orang Jawa kerap mampu membuat orang Jawa masih bisa tampil senyum-senyum di depan lawannya. Tapi di beberapa kali acara nasional berskala besar, Jokowi tidak hadir ketika Paloh hadir.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.