Dark/Light Mode

Reaktualisasi Tahun Baru Hijriyah (3)

Memahami Asal-usul Kalender Hijriyah (2)

Rabu, 4 September 2019 09:45 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalender Hijriyah melalui momentum hijrah Rasul tidak berarti mengecilkan arti dan peran momentum lain, tetapi ini disepakati semata-mata demi memberikan citra positif ajaran Islam yang terbebas dari kultus individu penganjur utamanya, sebagaimana ditemukan dalam sistem penanggalan lain.

Jika dipilih tahun kelahiran atau tahun wafatnya Nabi Muhammad Saw, maka seolah-olah Nabi Muhammad meme-gang peran sentral di dalam ajaran Islam, padahal diketahui bersama bahwa sendi uta-ma ajaran Islam itu ialah Al-Qur’an, wahyu dan Kalam Allah SWT. 

Demikian pula pelan-tikan beliau sebagai Nabi dan peristiwa Isra’ Mi’raj, tidak lebih utama daripada peristiwa hijrahnya beliau ke Yatsrib (Madinah).

Argumen dipilihnya hijrah Nabi ke Yatsrib antara lain: 1) Dalam Al-Qur’an sangat ba-nyak penghargaan Allah bagi orang-orang yang berhijrah (Al-ladzina hajaru).

2) Masyarakat Islam yang berdaulat dan mandiri baru terwujud setelah ke Madinah.

Baca juga : Berkah Kota Suci Mekkah

3) Umat Islam sepanjang zaman diharapkan selalu memiliki semangat Hijriyah, yaitu jiwa dinamis yang tidak terpaku pada suatu keadaan dan ingin berhijrah kepada kondisi yang lebih baik.

Belakangan nama hijriyah seolah menjadi pemicu semangat perjuangan dalam dunia Islam.Momentum tanggal 1 Muharram 1 Hijriyah bertepatan dengan 16 Juli 622 M.

Penetapan tahun baru Hijriyah ini ditetapkan langsung oleh keluarnya keputusan Khalifah Umar yang ditandai dengan keluarnya Maklumat Keamanan dan Kebebasan Beragama dari Khalifah Umar kepada seluruh penduduk Kota Aelia (Yerusalem) yang baru saja dibe-baskan laskar Islam dari penjajahan Romawi pada tahun ke 17 H. (638 M).

Kalender Hijriyah setiap tahunnya lebih 11 hari daripada kalender Miladiyah, sehingga selisih angka tahun dari kedua kalender itu semakin mengecil.

Angka tahun Hijriyah pelan-pelan “mengejar” angka tahun Masehi. Menurut rumus di atas keduanya akan bertemu pada tahun 20526 Masehi yang bertepatan dengan tahun 20526 Hijriyah.

Baca juga : Mengenang Maqam Rasulullah SAW

Ini mengisyaratkan bahwa ketepatan kalender Hijriyah sama dengan ketepatan kalender Miladiyyah.Adapun pemilihan nama-nama bulan lebih dihubungkan dengan kondisi obyektif dunia Arab ketika itu.

Misalanya, disebut bulan Mu-harram karena pada bulan itu semua suku atau kabilah di Semenanjung Arabia sepak-at untuk mengharamkan perang.

Pada bulan Oktober, daun-daun menguning sehingga din-amai Shafar (“kuning”). Bulan November dan Desember pada musim gugur (rabi’) berturut-turut dinamai Rabi’ul Awwal dan Rabi’ul Akhir.

Januari dan Februari adalah musim dingin (ju-mad atau “beku”), sehingga dinamai Jumadil Awwal-Jumadil Akhir. Salju mulai mencair (Rajab) pada bulan Maret.

Datanglah musim semi pada bulan April dinamai bulan Sya’ban (syi’ib = lembah), karena pada saat ini, saatnya turun ke lembah-lembah untuk mengolah pertanian atau menggembala ternak.

Baca juga : Mengabadikan Kemabruran Haji (4)

Pada bulan Mei, suhu mulai membakar kulit, lalu suhu meningkat pada bulan Juni, inilah bu-lan Ramadhan (“pembakaran”) dan Syawwal (“peningkatan”).

Bulan Juli merupakan puncak musim panas yang membuat orang lebih senang istirahat duduk di rumah dari-pada bepergian, sehingga bulan ini dinamai Dzul’Qa’dah (Qa’id = duduk).

Akhirnya, Agustus dinamai DzulHijjah, sebab pada bulan ini masyarakat Arab menunaikan ibadah haji aja-ran nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim.

Kedua sistem penanggalan ini masing-masing memiliki keunggulan karena bulan dan matahari yang dijadikan patokan sama-sama ciptaan Tuhan yang begitu setia mengikuti perintahnya.

Tidak pernah bergeser mengalami kemajuan atau keterlambatan barang sedikitpun sepanjang dunia Bimasakti atau biasa disebut milky way masih normal.Ini sejalan dengan apa yang ditegaskan di dalam Q.S. al-Isra’/17:12 dan Q.S. Yasin/36:38-40.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.