Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (11)

Memperkenalkan Kebebasan Yang Terukur

Senin, 29 Mei 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Ini menunjukkan bahwa pilihan sistem atau pola yang tepat di dalam melangsungkan suksesi sebaiknya dilihat pada kondisi objektif masyarakat itu.

Itulah sebabnya juga mengapa Islam tidak mene­tapkan pola seragam di dalam sistem suksesi.

Islam hanya menekankan betapa pentingnya mengede­pankan prinsip musyawarah dan mufakat.

Apakah nanti wujudnya dalam bentuk demokrasi terbuka atau terpimpin, tergan­tung musyawarah dan permu­fakatan umat.

Baca juga : Konfigurasi Identitas Itu Indah

Yang jelas, dalam lintasan sejarah suksesi kepemimpinan dalam Islam, lebih sering di­lakukan dengan cara terbuka tetapi terukur.

Terbuka artinya semua pihak diberi hak untuk menentukan pilihannya, apakah melalui perwakilan atau terbuka, one man one vote.

Terukur artinya mencegah kebebasan yang berpotensi melahirkan perpecahan konflik terbuka antara sesama umat dan warga negara.

Ini artinya Islam tidak me­nolerir keterbukaan yang liberal, yang akan membebaskan diri dari berbagai kaedah dan norma keluhuran, termasuk norma kearifan lokal, dan yang terpenting ialah norma-norma luhur keagamaan (syari’ah).

Baca juga : Faktor Negara-negara Asing

Keterbukaan tanpa batas bisa melahirkan kebablasan dengan konotasi yang sangat negatif.

Demokrasi terbuka penuh atau biasa disebut demokrasi liberal sesungguhnya tidak se­jalan dengan ajaran Islam dan tentu juga tidak sejalan dengan Pancasila, yang merupakan fal­safah luhur bangsa Indonesia.

Tidak boleh atas nama de­mokrasi lalu dibenarkan untuk membuka pantai telanjang (nude beach) di sepanjang pantai Indonesia.

Tidak boleh atas nama kebe­basan berpendapat lalu menghujat dan memfitnah orang lain.

Baca juga : Pengalaman Suksesi Pasca Khulafaur Rasidin

Tidak boleh atas nama ke­setaraan gender lalu melegal­kan perkawinan sejenis, tidak boleh atas nama keterbukaan kita mengumbar aib orang lain.

Dan tidak boleh atas nama kebebasan berekspresi lalu memamerkan tari telanjang.

Itu semua bukan saja me­langgar ajaran agama tetapi merongrong Pancasila yang sila pertamanya “Ketuhanan Yang Maha Esa”. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.