Dark/Light Mode

Habibie, Pemimpin Yang Tak Pernah Berhenti Bekerja

Kamis, 12 September 2019 06:08 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Habibie juga dikenal seorang yang demokratis karena latar belakang pendidikan dan pekerjaannya di Jerman. Ia sangat menghormati perbedaan pendapat.

Sidang-sidang kabinet sering diwarnai perdebatan keras dan berlangsung sampai malam, tidak bedanya dengan seminar. Bahkan rapat kabinet adakalanya diwarnai “gebrakan meja”.

Semua menteri yang hadir diperbolehkan berdebat dan mengeluarkan pandangan apapun. Namun, Habibie bukan pemimpin tipe pendendam. Setelah sidang ditutup, ia bisa memeluk menteri yang baru saja menyerangnya dalam perdebatan.

Habibie gagal mencalonkan kembali dalam pemilu 1999. Laporan pertanggungjawabannya sebagai Presiden ditolak oleh MPR, terutama karena kasus lepasnya Timor Timur (Timtim).

Masalah Timtim memang “catatan gelap” pemerintah Habibie. Ketika Menteri Luar Negeri Ali Alatas sedang intensif melakukan perundingan segitiga pemerintah Indonesia, Portugal dan gerakan kemerdekaan Xanana Cs dan dikabarkan sudah memperoleh banyak kemajuan, Presiden Habibie melayani permintaan wartawan BBC untuk diwawancarai.

Baca juga : KPK, Jangan Dimatikan

Dalam wawancarai itulah Habibie menantang bahwa pemerintah Indonesia siap menggelar referendum. Jika dalam referendum rakyat Timtim memang menghendaki merdeka, silakan!

Ali Alatas kaget setengah mati setelah ditelpon Presiden Habibie bahwa ia baru saja melayani wawancara dengan wartawan BBC. Tapi, nasi sudah jadi bubur.

Hasil referendum sama-sama kita ketahui: Timtim lepas dari pangkuan Republik Indonesia. Kasus pembredelan 3 media cetak, yakni majalah Tempo, Editor dan tabloid Detik juga catatan kelam dari Habibie ketika ia menjabat Wakil Presiden.

Ia mendapat tugas dari Presiden Soeharto sebagai pilot proyek pembelian 36 kapal perang ex. Jerman Timur. Transaksi ini menimbulkan heboh besar di Tanah Air.

Sejumlah media dan wakil rakyat melancarkan kritik keras terhadap kebijakan ini. Ke-36 kapal perang eks Jerman Timur itu dituding “barang rusak” dan hanya merugikan Indonesia.

Baca juga : Manusia: Homo Saevus atau Pir Bonus

Tapi, secara keseluruhan rakyat Indonesia pantas mengacungkan jempol dan memberikan hormat tinggi kepada sosok BJ Habibie.

Presiden ke-3 republik Indonesia ini benar-benar negarawan yang hebat, bahkan pantas disebut genius, sosok yang “gila kerja”, yang tidak kenal letih di tengah kondisi kesehatannya yang sebenarnya kurang prima, kata Thareq Kemal Habibie, putera bungsunya.

Baik di masa SBY, apalagi masa Jokowi, Habibie kerap mengambil inisiatif memberikan masukan, bahkan kritik kepada pemerintah.

Hal itu, menurut hemat kami, semata-mata didorong oleh kecintaannya kepada Bangsa dan Negara.

Ketika bangsa kita sedang gonjang-ganjing menjelang dan pasca Pemilu 2019, Habibie menyerukan segenap elemen bangsa untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca juga : Perseteruan Politik di Tubuh Golkar

Baik Prabowo Subianto maupun Jokowi sowan ke Habibie untuk, secara tidak langsung, minta dukungan beliau. Tapi Habibie sebagai negarawan enggak secara terbuka memberikan dukungannya kepada kedua kontestan.

Nasehat yang diberikan kepada Prabowo dan Jokowi sama: bekerjalah sungguh-sungguh untuk kepentingan Bangsa dan Negara.

Jelas sekali, Habibie tidak punya vested interest setelah mundur dari panggung politik. obsesinya yang tidak pernah dipendam hanya satu: ingin melihat kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia.

Sosok negarawan hebat ini, kemarin, 11 September 2019 pukul 18:05 telah dipanggil ke Rahmatullah setelah dirawat beberapa hari di RSPAD.

Selamat jalan Pak Habibie! Kita semua menangis. Sumbangsih Bapak kepada Bangsa dan Negara akan dikenang dan dihormati selamanya oleh bangsa Indonesia. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.