Dark/Light Mode

Momentum Geopolitik KTT Ke 43 ASEAN

Jumat, 1 September 2023 06:27 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Konferensi Tingkat Tinggi ke-43 ASEAN yang akan berlangsung mulai tanggal 5 hingga 7 September 2023, di Jakarta, ­Indonesia, telah menjadi ­peristiwa geopolitik dan geostrategi ­dengan makna yang luar biasa.

Momentum seperti ini, yang muncul pada saat yang tepat, selalu memiliki arti penting saat diiringi oleh harapan. Oleh karena itu, dunia dengan penuh perhatian menyimak momentum yang tersimpan dalam ASEAN.

Momen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta menjadi sorotan utama dalam konteks ini. KTT kali ini memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan KTT sebelumnya. Selain para pemimpin negara-negara anggota ASEAN, KTT ke-43 ini juga melibatkan para mitra seperti China, India, Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru, Australia, Federasi Rusia, dan Amerika Serikat.

Baca juga : Geopolitik BRICS Peluang Indonesia Maju

Bahkan, para pemimpin dari Pacific Island Forum, Perdana Menteri Kanada, serta perwakilan dari IMF dan Bank Dunia juga turut hadir. Acara ini dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang akan memimpin 12 pertemuan selama konferensi, termasuk pertemuan resmi dan informal.

Lebih jauh ditelisik bahwa bagaimanapun Asia Tenggara telah menjadi panggung yang krusial dalam geopolitik global. Dalam konteks ini, Indonesia muncul sebagai pemimpin regional yang memiliki peran vital dalam memfasilitasi dialog dan kerja sama di dalam Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN).

Sebagai pemimpin regional, Indonesia dengan konsisten mengadvokasi prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan tata kelola yang baik di dalam kerangka ASEAN. Komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai tersebut tercermin dalam partisipasinya dalam berbagai forum internasional dan regional.

Baca juga : Tri Sakti Dan Revolusi Mental: Indonesia Maju

Pendekatan diplomasi Indonesia yang bebas-aktif dikenal inklusif dan kooperatif. Peme­rintah Indonesia pun secara aktif mendorong dialog dan negosiasi untuk mengatasi perbedaan pandangan dan konflik di antara negara-negara ASEAN. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi berbagai inisiatif multilateral yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan keamanan di kawasan.

Sebagai negara kepulauan dengan keragaman yang kaya, Indonesia mengerti nilai kerja­sama dan inklusivitas dalam konteks regional. Hal ini tercermin dalam peran Indonesia se­bagai tuan rumah pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ASEAN, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada tahun 2023, yang memberikan panggung bagi diskusi isu-isu penting dan mendemonstrasikan urgensi kerja sama regional.

Dengan komitmen yang teguh terhadap perdamaian, kerja sama, dan inklusivitas, Indonesia memegang peran sentral dalam memfasilitasi dialog dan kerja sama di dalam ASEAN. Hal ini pada akhirnya memberikan manfaat bagi seluruh kawasan. Maka Indonesia dan ASEAN memprioritaskan dialog dan diplomasi dalam mengatasi konflik regional. Kolaborasi ini menciptakan fondasi yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi dan perdamaian.

Baca juga : Mempertimbangkan Geopolitik Indonesia Di Aliansi BRICS

Dalam menghadapi ketidak­pastian ekonomi global, kerja­sama ASEAN dalam hal perdagangan dan ekonomi terbukti krusial. Indonesia sebagai ekonomi terbesar di kawasan berperan dalam memimpin ­upaya ini. Dengan memprioritaskan keamanan, ekonomi yang kuat, lingkungan yang lestari, dan inovasi yang berkelanjutan, Indonesia dan ASEAN bersatu dalam menghadapi tantangan global dengan keyakinan dan tekad.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.