Dark/Light Mode

Membaca Geopolitik dan Geostrategi Jakarta

Jumat, 15 September 2023 06:46 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Ibu Kota Republik Indonesia, pindah. Secara diam-diam. Ini terjadi pada 4 Januari 1946, Ibu Kota Republik Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Salah satu alasan dipilihnya Yogyakarta adalah, karena bentang alamnya yang membuat penjajah sulit untuk masuk ke wilayah ini.

Lantas 78 tahun kemudian, pada tahun 2024, Ibu Kota Republik Indonesia, pindah. Tidak secara diam-diam. Ibu Kota Republik Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur.

Alasan utama adalah peme­rataan baik dari sisi ­ekonomi, penduduk, maupun pem­bangunan. “Semuanya ada di Jawa, 58 persen (PDB ekonomi), dan 56 persen penduduk Indonesia itu ada di Jawa. Betapa sangat padatnya Pulau Jawa sehingga memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan tidak Jawasentris tapi Indonesiasentris,” ujar Presiden Joko Widodo di Provinsi Kalimantan, Rabu, 22 Februari 2023.

Baca juga : Aktualisasi Peran Ideologi Pancasila Di Era Globalisasi

Bagaimanapun, Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara, bakal terjadi perubahan besar dalam dinamika politik, ekonomi, sosial, dan infrastruktur Indonesia. Soalnya, keputusan untuk memindahkan ibu kota negara adalah keputusan politik yang kompleks, dan harus dipertimbangkan secara cermat dengan memperhitungkan berbagai faktor.

Pemindahan ibu kota juga memindahkan fungsi peme­rintahan pusat ke lokasi baru. Ini mencakup kantor-kantor pemerintah, kabinet, parlemen, dan lembaga-lembaga peme­rintahan lainnya. Pemindahan ibu kota akan dimulai kurang dari dua tahun, yakni 2024. Klaster pertama yang akan pindah antara lain kementerian dan lembaga yang mendukung kerja dan tugas presiden serta wakil presiden. Kemudian pemindahan kementerian dan lembaga yang memiliki tugas terkait dengan pembangunan.

Dan ini menandakan bahwa pemindahan ibu kota bakal melibatkan pembangunan kota baru, yang akan menjadi ibu kota baru negara tersebut. Pembangunan kota baru ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, perumahan, fasilitas publik, dan fasilitas komersial.

Baca juga : SIM Keliling Jakarta 11 September, Hadir Di 5 Lokasi

Oleh karenanya pemindahan ibu kota akan memerlukan inves­tasi besar dalam infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, bandara, dan transportasi umum. Hal ini dapat menciptakan peluang investasi baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di lokasi baru.

Dengan rencana begitu, artinya, banyak gedung kemente­rian dan lembaga yang akan di­tinggalkan di Jakarta. Kemen­terian Keuangan Republik Indo­nesia telah menghitung nilai aset yang akan ditinggalkan. Nilainya cukup tinggi, yakni Rp 1.464 triliun. Bersamaan pula dalam konteks geopolitik dan geostrategi, Jakarta tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Dengan demikian pemindahan ibu kota dapat memiliki dampak besar pada ekonomi Jakarta. Sebagai pusat bisnis dan keuangan, pemindahan tersebut dapat mengurangi sektor-sektor ekonomi yang terkait dengan pemerintahan, perbankan, dan layanan profesional.

Baca juga : Geopolitik Dan Kekuatan Geoekonomi Indonesia Di G20

Belum lagi berkaitan dengan mobilitas penduduk. Banyak orang yang bekerja di sektor pemerintahan, dan terkait pe­merintahan mungkin, perlu pindah ke lokasi baru ibu kota. Ini juga dapat memicu migrasi penduduk dari Jakarta ke kota-kota lain.

Bersamaan pula ada pengaruh terhadap kawasan regional, karena perubahan ibu kota dapat memengaruhi hubungan regional dan geopolitik Indonesia. Boleh jadi ini dapat memenga­ruhi ­dinamika hubungan ­dengan negara-negara tetangga dan organisasi regional seperti ­ASEAN.

Nyatalah bahwa pemindahan ibu kota adalah proses yang kompleks, dan memerlukan perencanaan yang matang, serta investasi besar. Keputusan untuk memindahkan ibu kota negara adalah keputusan strategis dan konstitusional. Maka wajib ada­nya dukungan dan keterlibatan semua pihak terkait, termasuk pemerintah, bisnis, dan masyarakat, untuk menjalankan pemindahan ibu kota dengan sukses.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.