Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (24)

Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (6): Perspektif Hindu (1)

Senin, 9 Oktober 2023 06:22 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Kearifan yang diajarkan dalam Upanisad ialah bagaimana menge­nal Diri (Atma) yang paling dalam untuk kemudian memahami Tuhan (Brahma) yang mewujud di dalam satu kesadaran universal (the one universal consciousness), dalam arti keberadaan alam semesta tak terpisahkan dengan diri-Nya.

Kalangan Upanisad menga­takan; Jika kamu mengenal Yang Satu maka kamu akan mengenal yang lainnya, dan ini penemuan yang melahirkan Pencerahan (If you find the one, you shall also find the other, and it is this discovery wich  constitutes ­Enlightenment).

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (5): Perspektif Kristen

Dalam Epic Ramayana yang dianggap representasi dari inkarnasi Tuhan, ketika ia bertanya kepada pelayannya bernama Hanuman: ”Bagaimana engkau menghormati aku? (How do you regard me” Lalu sang pelayan menjawab: Dehabhavena daso ’smi, jibhavena twadamshakah,  atmabhave twamevahan, (When I identify with the body, I am Thy servant, When I identify with the soul, I am a part oy Thee, But when I identify with the Self, I amtrully Thee. Artinya: ”Jika aku mengenal tubuhku maka aku hamba-Mu, jika aku mengenal jiwaku, maka aku bagian dari diri-Mu, tetapi jika aku mengenal Rohku, maka Aku adalah Engkau”. (Lihat, S. Abhayananda, History of Mysticism, The Unchangging Testament, halaman. 39).

Apa yang disampaikan dalam Upanisad dan epic Ramayana di atas mengingatkan kita kepada (au kama qal) Nabi Muhammad SAW: Ma ’arafa nasah, faqad ’arafa Rabah (barangsiapa yang sudah mengenal dirinya maka ia sudah mengenal Tuhannya).

Baca juga : Relasi Tuhan Dan Alam: Keberadaan Tuhan (4): Perspektif Islam (4)

Proses pengenalan Tuhan dalam lintasan sejarah kemanusiaan memang berlangsung sejak awal kemanusiaan itu sendiri. Akan tetapi prosesnya mulai dari keadaan yang sangat sederhana, dimana manusia pada waktu itu masih sangat primitif, masih sangat menyatu dan bergantung kepada alam, maka model ­penyembahannya kepada Tuhan pun disimbolkan dengan alam (sort of nature-worship).

Tidak heran jika mereka masih menyimbolkan Tuhan dengan benda-benda alam atau totem. Mereka menyalurkan gairah spiritual (spiritual desire) dengan cara melakukan upacara dan kebaktian kepada Tuhan yang disimbolkan kepada benda-benda alam tertentu.

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (3): Perspektif Islam (3)

Sesungguhnya mereka tidak menyembah ­benda-benda alam itu tetapi lebih merupakan sarana dan media untuk mengapresiasikan gairah spiritual yang merupakan naluri (hanif) kemanusiaan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.