Dark/Light Mode

Mencontoh Ketegasan Umar Ibn Abdul Aziz Terhadap Korupsi

Sabtu, 14 Oktober 2023 06:10 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada dua Umar sebagai kha­lifah yang patut dicontoh sebagai anti korupsi dalam lintasan sejarah Islam, yaitu Pertama Khalifah Umar ibn Khathab dan kedua Khalifah Umar ibn Abdul ‘Aziz, salah­seorang halifah dari Bani Umayyah.

Khalifah Umar ibn Khathab sebagaimana diuraikan di dalam dua arti­kel terdahulu, samasekali tidak memberikan sedikit pun peluang KKN selama menjadi khalifah. Bahkan ia mem­punyai kebijakan pemiskinan terhadap koruptor.

Baca juga : Frekuensi Pengulangan Rahman dan Rahim

Khalifah Umar ibn Abdul Azis lahir pada tahun 63H/682M dengan usia pen­dek, hanya 35 tahun. Ia wafat karena diracun oleh pembantunya. Meskipun ia memerintah kurang dari tiga tahun, ­tetapi berhasil mengembalikan ­suasana kehidupan masyarakat dan keumatan seperti pada zaman Khulafaurrasyi­din.

Ia khalifah dikenal sangat ber­sahaja. Ia hanya memiliki satu stel baju kekhalifahan ­sehingga harus menunggu ­kering baru bisa digunakan di depan ­publik. Ketika dalam keadaan kritis, ia ditanya apa yang engkau akan wasiatkan kepada anak-anakmua. Ia menjawab aku tidak mewasiatkan apa-apa karena aku tidak memiliki apa-apa. “Jika anak-anakku orang saleh, Allah lah yang mengu­ruskan orang-orang soleh. Jika mereka orang-orang yang tidak soleh, aku tidak mau me­ninggalkan hartaku di tangan orang yang mendurhakai Allah lalu menggunakan harta itu untuk mendurhakai Allah”.

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (9): Perspektif Agama Hindu (3)

Sebuah pengalaman menarik yang perlu dicontoh dari Khalifah Umar ibn Abdul Aziz oleh para pejabat publik, pada suatu malam ketika masih menjalankan tugas-tugas pemerintahan di istana, tiba-tiba salahseorang anaknya mengetuk pintu kamarnya untuk membicarakan sesuatu.

Sebelum membuka pintu, Umar Ibn Abdul Azis menanyakan kepada anaknya, apakah yang akan dibicarakan itu urusan pribadi keluarga atau urusan Negara. Sang anak menjawab urusan keluarga. Mendengarkan jawaban itu maka sang ayah langsung mematikan lampu lalu mempersilakan anaknya masuk.

Baca juga : Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan (8): Perspektif Agama Budha (2)

Sang anak bertanya kenapa lampu dimatikan? Dijawab ayahnya bahwa lampu ini dimaksudkan untuk kepen­tingan negara, bukan ­untuk kepen­tingan pribadi. Yang kita akan bicarakan adalah urusan pribadi makanya itu lampu ini lebih baik kita matikan. Sang anak pun mengerti, memahami, dan sekaligus belajar tentang kejujuran.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.