Dark/Light Mode

Meraih Berkah Bulan Sya`ban

Memperkaya Opsi Solusi

Kamis, 7 Maret 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu tantangan umat be­ragama ialah terlalu kuatnya pola pikir deduktif, yang mendekati setiap persoalan dari atas ke bawah, bukan­nya secara induktif dari bawah ke atas. Kebenaran hampir selalu dilihat tunggal, itupun harus disandarkan kepada kitab Suci Al-Qur’an dan hadis. Agak ironis sebenarnya, men­gapa kandungan Al-Qur’an dan hadis sering dinilai lebih moderat daripada penjabarannya dalam bentuk fikih.

Di dalam Al-Qur’an terdapat be­berapa ayat mengisyaratkan solusi jalan tengah, antara lain dalam ayat:

Baca juga : Menjauhi Egoisme Spiritual

“Dan Yakub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain”. (Q.S. Yusuf/12:67). Ayat ini mempunyai makna yang amat luas dan dalam. Nabi Ya’qub yang memiliki 11 anak mencoba mendidik anak-anaknya sesuai dengan masing-masing karakter yang dimilikinya. Bukan saja karakter, tetapi kecend­erungan visi dan misi hidup mer­eka pun berbeda-beda satu sama lain. Kearifan yang terselip di dalam diri sang ayah memberikan kemerdekaan anak-anaknya untuk menempuh jalan hidupnya masing-masing untuk men­capai tujuan yang sama, yaitu mencapai ridha Allah SWT.

Perbedaan bukanlah masalah. Perbedaan adalah sunnatullah. Memang seringkali yang paling berat bukan menyatukan atau mem­persatukan, tetapi bagaimana hidup ini terbiasa menerima perbedaan. Membiasakan diri menerima perbe­daan jauh lebih penting ketimbang bersatu. Sejak awal Islam mem­perkenalkan perbedaan itu sesuatu yang alami dan manusiawi. Ini ditegaskan di dalam beberapa ayat, antara lain: Sekiranya Allah mengh­endaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan”. (Q.S. al-Maidah/5:48).

Baca juga : Merekapitulasi Kekayaan Batin

Ayat ini mengisyaratkan bahwa perbedaan (heterogenitas) adalah ujian yang harus dilewati bagi sebuah masyarakat ideal. Perbedaan bukan penghambat untuk mencapai tujuan tetapi untuk menciptakan tujuan itu lahir dengan matang dan tidak prema­ture. Segala sesuatu yang lahir prema­ture, kalau tidak cepat mati, hidupnya setengah mati. Perbedaan tidak mesti disesalkan, kalau perlu perbedaan itu harus dirayakan. Bukankah sebuah lukisan indah ialah kumpulan kom­binasi warna kontras yang diapit di dalam sebuah bingkai.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.