Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu tantangan umat beragama ialah terlalu kuatnya pola pikir deduktif, yang mendekati setiap persoalan dari atas ke bawah, bukannya secara induktif dari bawah ke atas. Kebenaran hampir selalu dilihat tunggal, itupun harus disandarkan kepada kitab Suci Al-Qur’an dan hadis. Agak ironis sebenarnya, mengapa kandungan Al-Qur’an dan hadis sering dinilai lebih moderat daripada penjabarannya dalam bentuk fikih.
Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat mengisyaratkan solusi jalan tengah, antara lain dalam ayat:
Baca juga : Menjauhi Egoisme Spiritual
“Dan Yakub berkata: “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain”. (Q.S. Yusuf/12:67). Ayat ini mempunyai makna yang amat luas dan dalam. Nabi Ya’qub yang memiliki 11 anak mencoba mendidik anak-anaknya sesuai dengan masing-masing karakter yang dimilikinya. Bukan saja karakter, tetapi kecenderungan visi dan misi hidup mereka pun berbeda-beda satu sama lain. Kearifan yang terselip di dalam diri sang ayah memberikan kemerdekaan anak-anaknya untuk menempuh jalan hidupnya masing-masing untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu mencapai ridha Allah SWT.
Perbedaan bukanlah masalah. Perbedaan adalah sunnatullah. Memang seringkali yang paling berat bukan menyatukan atau mempersatukan, tetapi bagaimana hidup ini terbiasa menerima perbedaan. Membiasakan diri menerima perbedaan jauh lebih penting ketimbang bersatu. Sejak awal Islam memperkenalkan perbedaan itu sesuatu yang alami dan manusiawi. Ini ditegaskan di dalam beberapa ayat, antara lain: Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan”. (Q.S. al-Maidah/5:48).
Baca juga : Merekapitulasi Kekayaan Batin
Ayat ini mengisyaratkan bahwa perbedaan (heterogenitas) adalah ujian yang harus dilewati bagi sebuah masyarakat ideal. Perbedaan bukan penghambat untuk mencapai tujuan tetapi untuk menciptakan tujuan itu lahir dengan matang dan tidak premature. Segala sesuatu yang lahir premature, kalau tidak cepat mati, hidupnya setengah mati. Perbedaan tidak mesti disesalkan, kalau perlu perbedaan itu harus dirayakan. Bukankah sebuah lukisan indah ialah kumpulan kombinasi warna kontras yang diapit di dalam sebuah bingkai.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.