Dark/Light Mode

Living Qur`an (15)

Menghayati Nama Allah, Rab, Ilah, Dan Asma’ al-Husna (1)

Selasa, 26 Maret 2024 05:50 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Nama adalah identitas sebuah entitas. Allah SWT pun mempunyai nama, bahkan beberapa nama. Di antaranya ialah “Allah” sebagai nama bagi Zat Yang Maha Agung (lafdh al-jalalah). Tidak boleh ada sesuatu apapun berhak menggunakan nama itu selain diri-Nya. Kata ini mutlak hanya nama-Nya Dia Yang Maha Tunggal (Ahadiyyah). Karena itu, kata Allah satu-satunya nama Tuhan yang tidak memiliki bentuk jamak. Berbeda dengan kata Rab yang mempunyai bentuk jamak (arbab) dan kata Ilah yang juga memiliki bentuk jamak (alihah). Kata Allah yang tergabung dari huruf alif, lam, lam, ha, memiliki keunikan yang tidak terjadi pada nama-nama lain-Nya.

Jika dibuang huruf alif masih tetap terbaca lillah ( هلل ) berarti “untuk Allah”. Jika dibuang satu huruf lam maka masih tetap terbaca lahu ( هل ) berarti “untukNya”. Jika dibuang semua huruf lam maka masih tetap dapat dibaca Hu ه) )kata ganti (dhamir) dari Allah berarti “Dia”.

Baca juga : Mempromosikan Khairah Ummah

Nama ini sulit dilacak akar katanya dari mana. Ada yang mengatakan dari Bahasa Hebrew (Ibrani), El kemudian membentuk kata Eloh berarti Tuhan. Ada yang mengatakan dari Bahasa Arab sendiri, seakar kata yang membentuk kata Ilah, yakni aliha-ya’lahu berarti menyembah, mengabdi, kemudian Ilah berarti Tuhan.

Kata Allah satu-satunya nama Tuhan yang tidak memiliki bentuk jamak. Berbeda dengan kata Rab yang mempunyai bentuk jamak (arbab) dan kata Ilah yang juga memiliki bentuk jamak (alihah). Kata Allah ( هللا ) yang tergabung dari huruf alif, lam, lam, ha, memiliki keunikan yang tidak terjadi pada nama-nama lain-Nya. Jika dibuang huruf alif masih tetap terbaca lillah ( هلل ) berarti “untuk Allah”.

Baca juga : Mencintai Dialog

Jika dibuang satu huruf lam maka masih tetap terbaca lahu ( هل ) berarti “untuk-Nya”. Jika dibuang semua huruf lam maka masih tetap dapat dibaca Hu ( ه) kata ganti (dhamir) dari Allah berarti “Dia”.

Allah nama dari diri-Nya sebagai Ahadiyyah, sebagai entitas utama dan pertama (al-Ta’ayyun al-Awwal). Sedangkan kata Rab nama dari diri-Nya sebagai entitas kedua (al-Ta’ayyun al-Tsani). Nama Rab selevel dengan al-Asma’ al-Husna.

Baca juga : Penghayatan Baru Terhadap Lailatul Qadr (4)

Meskipun dikatakan Entitas Kedua tetapi masih tetap keberadaan-Nya (al-Hadharat al-Ilahi), karena itu disebut Entitas Permanen (al-A’yran al-Tsabitah). Entitas ini tidak termasuk kategori alam dalam arti entitas-entias selain Allah (kullu ma siwa Allah). Entitas-entitas berikutnya, yaitu entitas ketiga (al-ta’ayyun al-tsalits) dan seterusnya itulah yang disebut alam. Meskipun alam bukan diri-Nya tetapi merupakan manifestasi lanjutan (tajalli) dari diri-Nya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.